JAKARTA - Mantan pemimpin Myanmar yang kini dipenjara, Aung San Suu Kyi, sedang sakit dan permintaan akan dokter dari luar menemuinya ditolak oleh junta militer, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut dan pemerintah bayangan yang setia kepadanya, Selasa (5/9).

Peraih Nobel berusia 78 tahun itu kini dirawat oleh dokter penjara.

"Dia menderita pembengkakan di gusinya dan tidak bisa makan dengan baik, serta merasa pusing dan muntah-muntah," kata sumber yang menolak disebutkan namanya karena takut ditangkap.

Juru bicara junta militer Myanmar tidak menjawab panggilan dari Reuters.

Negara Asia Tenggara ini berada dalam kekacauan sejak awal 2021, ketika militer menggulingkan Aung San Suu Kyi dan menindak para penentang pemerintahan militer. Rbuan orang dipenjara atau dibunuh.

Aung San Suu Kyi menghadapi hukuman 27 tahun penjara terkait 19 pelanggaran pidana. Dia menyangkal semua tuduhan yang didakwakan kepadanya, mulai dari penghasutan dan kecurangan pemilu hingga korupsi. Dia telah mengajukan banding atas tuduhan-tuduhan tersebut.

Pada Juli, dia dipindahkan ke tahanan rumah di ibu kota, Naypyitaw.

Pemerintah Persatuan Nasional di pengasingan yang dibentuk oleh penentang pemerintahan militer dan sisa-sisa pemerintahan Aung San Suu Kyi sebelumnya, mengatakan perawatan kesehatan dan keamanan tahanan politik adalah tanggung jawab junta militer.

"Komunitas internasional harus menekan junta untuk memberikan layanan kesehatan dan keamanan bagi semua tahanan politik termasuk Aung San Suu Kyi," kata Kyaw Zaw, juru bicara Pemerintah Persatuan Nasional, kepada Reuters.

Banyak negara yang menyerukan pembebasan tanpa syarat Aung San Suu Kyi dan ribuan tahanan politik lainnya. Beberapa negara termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris, menargetkan junta Myanmar dengan sanksi.

Baca Juga: