Hal penting yang juga menjadi tahapan audit kasus stunting adalah evaluasi rencana tindak lanjut, manfaat audit kasus stunting harus kembali kepada pergeseran status risiko audit dan bahkan penguatan panduan pendampingan keluarga berisiko stunting

JAKARTA - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan, audit kasus penting sebagai bahan pembelajaran. Menurutnya, hal tersebut penting mencegah kasus serupa terjadi lagi.

"Hasil audit kasus stunting dapat dijadikan pembelajaran dalam penanganan kasus stunting agar tidak muncul lagi kasus serupa," ujar Hasto dalam "Kick off Audit Kasus Stunting 2023" di Jakarta, Rabu (18/1).

Menurut Hasto, tujuan dari pelaksanaan audit kasus stunting adalah untuk mencari penyebab utama terjadinya risiko stunting pada calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, baduta/balita atau risiko terjadinya stunting pada baduta/balita. Selanjutny, perlu rumusan bersama dalam bentuk program dan kegiatan yang dapat mengatasi risiko dimaksud.

"Hal penting yang juga menjadi tahapan audit kasus stunting adalah evaluasi rencana tindak lanjut, manfaat audit kasus stunting harus kembali kepada pergeseran status risiko audit dan bahkan penguatan panduan pendampingan keluarga berisiko stunting," jelasnya.

Hasto mengungkapkan, adanya praktik baik berupa integrasi audit kasus stunting dengan program Bapak Asuh Anak Stunting. Selain itu, audit kasus stunting telah memperkuat praktik berbagi pakai data di tingkat lapangan.

Dia menambahkan, audit kasus stunting bertumpu pada hasil surveilans rutin yang kaya atas data dan informasi terkait stunting.

Baca Juga: