SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada Jumat (4/3) menggelontorkan 3.500 ton minyak goreng untuk mencukupi kebutuhan para pedagang pasar tradisional di 38 Kabupaten/Kota di Jatim. Distribusi dilakukan dalam tiga tahap, untuk 17 daerah pada Kamis, 15 daerah pada Jumat, dan sisanya 6 daerah pada Sabtu (4/3).

Para pedagang diharuskan menjual langsung minyak goreng kepada konsumen sesuai harga eceran tertinggi (HET) bagi minyak goreng dengan kemasan premiumyaitu 14.000 rupiah per liter. Langkah ini dilakukan guna membantu masyarakat memenuhi kebutuhan minyak goreng, sekaligus menstabilkan harga komoditas tersebut.

"Kami semua bekerja maksimal membangun sinergi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait kelangkaan minyak goreng. Tolong tetap tenang dan bangun suasana nyaman di masing-masing titik, harapan kami HET akan diakses masyarakat di pasar-pasar tradisional," ujar Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Jumat (4/3).

"Semoga ikhtiar ini dapat membantu masyarakat, pedagang kaki lima, tukang gorengan, warteg, catering, ibu rumah tangga, dan lain-lain," kata dia.

Menurut Khofifah, dengan terpenuhinya kebutuhan minyak goreng akan membangun ketenangan, rasa aman terhadap seluruh pedagang maupun masyarakat. Sehingga, akan memberikan penguatan semua pihak utamanya pedagang kaki lima, para penjual gorengan, pengusaha katering, hingga ibu rumah tangga dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari.

"Tadi saya ke Pasuruan masih di atas HET, artinya yang dijual bukan distribusi dari tanki. Mudah-mudahan setelah mereka mendapat dari pembagian truk tanki, di Pasuruan dan titik-titik yang lain diikuti kedispilinan pedagang sampai ke konsumen, HET premium 14 ribu per liter," ujarnya.

"Secara khusus kami juga menyampaikan terima kasih atas upaya Kemendag yang telah bertugas memenuhi kebutuhan masyarakat tanpa kenal waktu. Begitu pula RNI, PPI dan APPMGI," tambah dia.

Baca Juga: