Jika berhasil di Dublin, maka treble ber­peluang direbut ketika Leverkusen ­menghadapi klub strata kedua Kai­sers­lautern di Piala Jerman.

DUBLIN - Setelah 51 pertandingan tanpa kekalahan, Bayer Leverkusen siap melanjutkan laju di final Liga Eropa, Kamis (23/5) dini hari WIB. Klub asal Italia Atalanta BC akan berusaha membendung ambisi tim juara Bundesliga itu.

Kedua tim bertemu dalam final di Dublin. Leverkusen akan mencoba merebut gelar kedua dari kemungkinan treble winners. Di sisi lain, Atalanta mengincar trofi Eropa untuk pertama kalinya.

Sempat diberi label buruk "Neverkusen" ketika di musim musim 2001-2002 menjadi runner-up di Bundesliga, DFB-Pokal dan Liga Champions, Bayer Leverkusen tahun ini bersiap untuk menghapus label tersebut.

Berjuang di paruh bawah klasemen ketika Xabi Alonso mengambil alih posisi pelatih kurang dari dua tahun lalu, tim berjuluk Die Werkself ini naik ke puncak klasemen. Dia menyingkirkan semua tim di kompetisi papan atas Jerman. Leverkusen mengalahkan Augsburg pekan lalu untuk menyelesaikan liga dengan tak terkalahkan dalam 34 pertandingan.

Setelah lima kali menjadi runner-up Bundesliga, Leverkusen akhirnya finis dengan 90 poin. Ini mengakhiri 11 tahun dominasi Bayern Munich dan akhirnya mendapatkan Meisterschale (juara Bundesliga).

Leverkusen mencetak 135 gol di semua kompetisi musim ini dan hanya kebobolan 39 gol. Dia masih berpeluang menambah gelar. Leverkusen ingin mengangkat trofi Eropa kedua setelah Piala UEFA 1988. Jika berhasil di ibu kota Irlandia, maka treble berpeluang direbut ketika tim asuhan Alonso menghadapi klub strata kedua Kaiserslautern di PIala Jerman (DFB-Pokal).

Selain memiliki pemain dengan bakat luar biasa untuk tetap tak terkalahkan, Die Werkself juga terkenal karena mencetak serangkaian gol penting di menit-menit akhir. Langkah di Liga Eropa bisa saja berakhir lebih awal jika bukan karena semangat pantang menyerah.

Dia tertinggal 2-0 dari Qarabag yang tidak diunggulkan di kedua leg babak 16 besar. Namun, Leverkusen bangkit dan lolos, sebelum mengalahkan Roma di semifinal awal bulan ini. Leverkusen juga mengalahkan juara bertahan Liga Conference West Ham United di perempat final.

Setelah melaju melalui babak penyisihan grup dengan catatan sempurna enam kemenangan dari enam laga, Leverkusen kini bisa menjadi tim keempat yang mengangkat trofi, tanpa terkalahkan. Pertemuan terakhir Atalanta dengan Leverkusen terjadi di Liga Eropa 2021-2022. Saat itu Atalanta menang 3-2 di kandang sebelum kalah satu gol satu pekan kemudian di Jerman.

Setelah mengalahkan Marseille di semifinal, memuncaki Grup D. Kemudian menyingkirkan klub asal Portugal Sporting dan Liverpool, La Dea (julukan Atalanta) akan berharap meraih kejayaan di final Eropa untuk pertama kalinya.

Pelatih Tertua

Atalanta menjadi tim asal Italia ke-11 yang mencapai babak final kompetisi Eropa. Dia bisa menjadi tim Serie A pertama yang menjuarai Liga Europa jika berhasil mengalahkan Leverkusen.

Sejak pelatih Gian Piero Gasperini tiba di Lombardy delapan tahun lalu, Atalanta telah berubah menjadi peserta tetap di pentas Eropa. Dia berhasil mencatatkan tiga kualifikasi Liga Champions berturut-turut.

Namun, pelatih berusia 66 tahun itu belum pernah mengangkat trofi. Tim asuhannya baru saja kalah di final Coppa Italia dari Juventus untuk kedua kalinya dalam empat tahun terakhir.

"Apakah ini titik tertinggi dalam karir saya? Ya, dalam hal prestasi dan prestise, tentu saja," ujar Gasperini. Dia rasa memenangkan trofi tidak selalu menjadi parameter yang menentukan kesuksesan. Setiap orang punya tujuannya masing-masing. Ketika berhasil melampauinya sejauh ini, seperti yang terjadi di Atalanta, dia tetap harus merasa sangat puas. Jika juga berhasil merebut satu trofi, tentu akan semakin puas.

Gasperini akan berada di Dublin sebagai pelatih tertua yang mendampingi tim asuhannya di final Eropa pertamanya. Di sisi lain pendatang baru Alonso adalah pelatih termuda yang mendampingi tim asuhannya di final sejak 2012.

Meskipun hanya juara Serie A, Inter yang mencatatkan rasio gol lebih tinggi di paruh kedua musim ini, Atalanta yang bermain bebas terbukti lebih berhati-hati di kompetisi kontinental. Atalanta hanya melakukan 2,8 tembakan tepat sasaran per pertandingan di Liga Europa sejauh ini, rasio terendah dibanding tim mana pun.

La Dea kembali mencatatkan clean sheet akhir pekan lalu, ketika kemenangan penting atas Roma diikuti dengan mengalahkan Lecce 2-0. Atalanta finis di lima besar dan kembali ke Liga Champions. ben/AFP/G-1

Baca Juga: