JAKARTA - Garam dapat yang tersedia untuk masak di rumah perlu dipastikan mengandung iodium atau yodium. Hal ini karena mineralmikronutrien ini sangat penting untuk meningkatkan daya tumbuh kembang anak hingga perkembangan janin dalam 1.000 hari pertama.

Dokter Spesialis Gizi Klinik dr. Diana F. Suganda, Sp.GK, M.Kes berpendapat, iodium yang pada garam adalah komponen yang digunakan tiroid untuk memproduksi hormon tiroid. Asupan iodium seringkali masih dikesampingkan karena kebutuhan per harinya sangat kecil.

"Padahal lebih dari sekadar mencegah penyakit gondok, mineral tersebut berperan besar bagi tumbuh kembang anak, termasuk dalam mencegah pengerdialan ataustunting," ujar dia dalam webinar dia dalam webinar bertema"Aksi Bersama CegahStuntingdan Obesitas,"Selasa (25/1).

Dalam perannya mencegah stuntingUnilever Indonesia, memastikan produk seluruh produk penyedap Royco terbuat dari garam beriodium. Selain itu, produk ini juga memperluas edukasi nutrisi khususnya iodium dengan cara yang menyenangkan melalui serial animasi 'Riko the Series' yang ditayangkan di YouTube .

"Dengan serangkaian program bersama berbagai pihak, Royco berharap mampu menginspirasi lebih banyak keluarga Indonesia untuk terhindar dari stunting ataupun permasalahan malnutrisi lainnya," kata, Head of Foods &amp Beverages PT Unilever Indonesia, TbkAri Astuti.

Bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Unilever Indonesia menciptakan kegiatan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsyat) di bawah program edukasi Royco Nutrimenu. Kegiatan ini dilakukan dengan memberdayakan masyarakat di tingkat desa/kelurahan sebagai upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting.

"Nantinya, kader Dahsyat akan dibekali inspirasi resep Nutrimenu dan edukasi mengenai pentingnya memasak serta mengonsumsi makanan bergizi seimbang sesuai panduan "Isi Piringku,"sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh target program, termasuk ibu hamil/menyusui," kata Ari.

Kepala BKKBN, Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), mengungkapkan, selaku pelaksana percepatan penurunanstuntingnasional, BKKBN berupaya mencapai target penurunan sebesar 14 persen pada 2024. Namun mengingat kompleksitas di lapangan, intervensi program percepatan target membutuhkan gotong royong dari seluruh pihak, termasuk pihak pelaku industri pangan.

"Bersama Unilever Indonesia, kami akan berkolaborasi melakukan pendekatan edukatif pada keluarga yang memiliki risiko stunting sehingga kualitas gizi masyarakat dapat meningkat dan akhirnya mampu mempercepat upaya penurunan stunting," ujar dia.

Ia memaparkan permasalahan stunting semakin membutuhkan perhatian bersama. Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021 menunjukkan bahwa prevalensistuntingmasih tinggi yaitu mencapai angka 24,4 persen.

Hasto menjelaskan, pada masa pandemi permasalahanstuntingkian mengkhawatirkan di masa pandemi. Sebanyak 45 persen rumah tangga dengan anak merasa kesulitan untuk memenuhi makanan bergizi cukup bagi anak-anak mereka. Jika dibiarkan berlarut, menurut UNICEF akan meningkatkan jumlah anak dengan kekerdilan di Indonesia hingga 31,8 persen, sebuah dan termasuk dalam kategori "very high."

Baca Juga: