JAKARTA - Peluang bisnis penyewaan mobil, terutama di sektor transportasi logistik, diproyeksikan semakin cerah ke depan seiring gencarnya pembangunan infrastruktur. Karenanya, dibutuhkan kemampuan membaca peluang pasar dan mengeksekusinya guna memenangkan persaingan di tengah ketatnya kompetisi di sektor tersebut.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pengadaan jalan tol sepanjang 4.761 km pada 2024. Hingga akhir 2020, total panjang jalan tol di Indonesia mencapai 2.346 km.

Maraknya pembangunan infrastruktur tol tersebut diyakini dapat mendorong peningkatan kinerja jasa logistik, terutama di level last mile, seperti layanan antar barang atau kurir. Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Mahendra Rianto, kepada Koran Jakarta, Rabu (5/5), memperkirakan bisnis kurir pada 2021 dapat tumbuh 30 persen, seperti halnya tahun sebelumnya.

Presiden Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), Prodjo Sunarjanto mengatakan perseroan melihat tren perekonomian Indonesia terus bertumbuh yang tahun ini ditargetkan di kisaran 4,5-5,3 persen. Selain itu, lanjutnya, komitmen pemerintah membangun sektor infrastruktur akan berdampak secara langsung terhadap pertumbuhan pasar penyewaan kendaraan dan bisnis logistik.

"Apalagi, dengan kondisi ekonomi saat ini membuat pelaku usaha semakin efisien dan hanya fokus pada core business," tandasnya.

Pada kesempatan sama, Direktur PT Adi Sarana Armada Tbk, Jany Chandra mengungkapkan dalam lima tahun terakhir, industri jasa pengiriman barang meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan e-commerce di Tanah Air. Mengutip data Kementerian Keuangan pada 2020, Jany menyatakan transaksi pembelian lewat ecommerce meningkat 18,1 persen menjadi 98,3 juta transaksi dengan nilai 20,7 triliun rupiah atau naik 9,9 persen.

Akibatnya, lanjut Jany, kebutuhan armada transportasi logistik juga meningkat. Dia menjelaskan, saat ini ASSA memiliki armada sebanyak 26.000 unit dengan komposisi 22,63 persen kendaraan komersial dan 77,37 persen kendaraan penumpang. Dari total armada ASSA tersebut, sekitar 300 unit dari Isuzu yang didominasi oleh truk dan unit komersial seperti Isuzu Elf, MU-X, Panther, pick up turbo, dan Isuzu Traga.

Jany mengungkapkan armada Isuzu digunakan sejak awal beroperasi dikarenakan keandalannya. Selain itu, layanan purna jual, termasuk spare part dan bengkel, yang baik dan tersedia di seluruh Indonesia sesuai dengan layanan ASSA dengan jaringan nasional juga menjadi pertimbangan, termasuk layanan Bengkel Isuzu Berjalan (BIB).

Solusi Komprehensif

Sementara itu, Chief Operation Officer (COO) PT Astra International Tbk-Isuzu Sales Operation (AI-ISO/Astra Isuzu) Yohanes Pratama mengatakan, pihaknya berusaha memberikan solusi komprehensif kepada para customer. Tujuannya, agar customer nyaman dan bisnis mereka terus bertumbuh.

Yohanes Pratama mengatakan, langkah ini harus dilakukan karena sekitar 90 persen kendaraan yang ditangani Astra Isuzu adalah kendaraan komersial yang identik dengan barang modal. Karena itu, mobil tersebut harus selalu dalam kondisi baik dan siap digunakan setiap saat. Mengingat, sebagian besar kendaraan komersial ini beroperasi 24 jam sehari.

"Peran Astra Isuzu adalah membantu customer meningkatkan waktu operasional kendaraan komersial dan meminimalisasi sebanyak mungkin waktu tak beroperasi, baik karena mobilnya rusak atau diservis," jelasnya.

Baca Juga: