Menteri Luar Negeri Antony Blinken berjanji bahwa Amerika Serikat (AS) akan melindungi Filipina jika Tiongkok menyerang armada mereka di kawasan Laut Cina Selatan.

Kepastian itu disampaikan Blinken usai melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Ferdinand Marcos Jr, di Istana Malacañang untuk mempererat hubungan kedua negara pada hari Sabtu (6/8).

Pasalnya, Laut China Selatan sudah lama menjadi titik konflik antara China dan Filipina karena merupakan area yang diperebutkan kedua negara. Hal ini juga merupakan komitmen AS selama puluhan tahun terhadap Perjanjian Pertahanan Bersama (MDT) 1951

"Kami berkomitmen pada Perjanjian Pertahanan Bersama. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan Anda dalam tantangan bersama," kata Blinken.

Ditandatangani pada 30 Agustus 1951, MDT sendiri adalah kesepakatan yang menetapkan bahwa Filipina dan AS akan saling mendukung jika salah satu dari mereka diserang oleh pihak luar.

Dikutip dari kantor berita Filipina, Blinken menggambarkan komitmen AS untuk MDT sebagai "sangat ketat," menambahkan bahwa "serangan bersenjata terhadap kapal umum atau pesawat Angkatan Bersenjata Filipina di Laut Cina Selatan akan memicu komitmen Pertahanan Bersama AS di bawah perjanjian itu."

Selain mengamankan wilayah maritim Filipina, dia mengatakan AS akan terus bermitra dengan para nelayan dan ilmuwan Filipina untuk melestarikan sumber daya maritimnya, yang menurutnya terancam oleh penangkapan ikan ilegal.

Marcos, sementara itu, mengatakan pakta pertahanan bersama berusia 70 tahun berada dalam "evolusi konstan."

"Perjanjian Pertahanan Bersama terus berkembang. Saya ingin memikirkannya," kata Marcos.

"Kami terlalu terikat karena hubungan khusus antara AS dan Filipina, dan sejarah yang kami bagikan," ujarnya.

Dalam pernyataannya, Sekretaris Pers Trixie Cruz-Angeles mengatakan selain kerja sama pertahanan dan keamanan, Marcos dan Blinken juga membicarakan isu-isu lain yang mencakup energi terbarukan, mitigasi perubahan iklim, pertanian, ketahanan pangan, dan penyakit coronavirus 2019.

Di antara yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Duta Besar AS MaryKay Loss Carlson, Asisten Sekretaris untuk Urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink, Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Menteri Luar Negeri Salman Ahmed, Juru Bicara Ned Price, Wakil Kepala Staf Kebijakan Thomas Sullivan, dan Penasihat Politik Brett Blackshaw.

Selain bertemu Marcos, Menteri Luar Negeri AS juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Enrique Manalo pada hari yang sama.

Manalo, sementara itu, optimis tentang kerja sama kedua negara, yang katanya juga diperluas ke kontraterorisme, keamanan siber, dan bantuan kemanusiaan dan bantuan bencana.

Ketika ditanya apakah patroli bersama di Laut Filipina Barat dimungkinkan di bawah pemerintahan ini, Manalo menjawab setuju tetapi mengklarifikasi bahwa hal itu harus didiskusikan terlebih dahulu.

"Dalam pandangan kami, patroli bersama antara Filipina dan Amerika Serikat dapat dilakukan, mereka berada di bawah lingkup MDT dan juga dalam konteks Dewan Dukungan Pertahanan dan Keterlibatan Keamanan Bersama," katanya.

"Jadi saya pikir ini adalah masalah yang akan terus dijajaki secara bilateral. Dan seperti yang saya sebutkan, ada beberapa platform yang ada untuk diskusi semacam ini," tambah Manalo.

Baca Juga: