Tiongkok luncurkan dua rudal di dekat pulau Matsu Taiwan sekitar pukul 2 siang waktu setempat. Laporan keamanan internal Taiwan mengungkapkan bahwa negeri Tirai Bambu menguji tembak rudal hipersonik DF-17, yang dijuluki sebagai misil pembunuh kapal induk, dalam latihan tempur memblokade atau mengepung Taiwan.

Tembakan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya itu terjadi pada Kamis (4/8), sehari setelah kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi ke Taiwan yang diakui Beijing sebagai wilayah kedaulatannya.

"Rudal China diperkirakan akan terbang di atas pulau Taiwan untuk pertama kalinya," imbuh laporan media pemerintah China, Global Times, pada Rabu (3/8).

Rudal DF-17, dilaporkan menggunakan peluncur hipersonik, terbang lima kali lebih cepat dari kecepatan suara dan memiliki lintasan yang tidak dapat diprediksi. Global Times menyebut rudal ini sangat bagus untuk menghantam target yang bergerak lambat seperti kapal induk.

Masih menurut laporan tersebut, pasukan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok juga diperkirakan akan memasuki wilayah yang berjarak 12 mil laut dari pulau Taiwan, untuk mengepung negara berbentuk kepulauan itu sepenuhnya.

Komando Teater Timur Angkatan Bersenjata Tiongkok pada hari Rabu (3/8) mengatakan bahwa pasukan yang terlibat dalam latihan tempur ini melakukan latihan yang berorientasi pertempuran realistis di utara, barat daya dan tenggara pulau Taiwan. Latihan itu diperkirakan akan berlangsung setidaknya sampai Minggu (7/8) siang.

Dikutip dari kantor berita Xinhua, manuver besar-besaran ini melibatkan latihan tembakan langsung di enam wilayah maritim besar dan ruang udara di sekitar pulau Taiwan.

"Latihan yang sedang berlangsung melibatkan blokade bersama, serangan laut dan pelatihan pertempuran darat dan udara," bunyi laporan media tersebut, yang menambahkan bahwa jet tempur siluman J-20 China juga ambil bagian.

Menurut laporan Reuters, para pejabat Taiwan mengatakan latihan itu melanggar aturan Perserikatan Bangsa-Bangsa, menginvasi ruang teritorial Taiwan dan merupakan tantangan langsung terhadap navigasi udara dan laut yang bebas.

"Tiongkok sedang melakukan latihan di jalur air dan rute penerbangan internasional tersibuk dan itu adalah perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tidak sah," kata Partai Progresif Demokratik yang berkuasa di Taiwan.

Kapal angkatan laut dan pesawat militer Tiongkok juga dilaporkan melintasi garis tengah Selat Taiwan beberapa kali pada Kamis (4/8) pagi. Tak hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa situs web kementerian pertahanan, kementerian luar negeri dan kantor kepresidenan diserang oleh peretas.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan pesawat tak dikenal, mungkin drone, terbang di atas wilayah pulau Kinmen di dekat pantai Tiongkok pada Rabu (3/8) malam.

Tiongkok, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan berhak mengambilnya dengan paksa, mengatakan pada hari Kamis bahwa perbedaannya dengan pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu adalah urusan internal.

"Hukuman kami terhadap orang-orang yang pro-kemerdekaan Taiwan, kekuatan eksternal masuk akal, sah," kata Kantor Urusan Taiwan yang berbasis di Beijing.

Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut kunjungan Pelosi ke Taiwan sebagai tindakan "manik, tidak bertanggung jawab, dan sangat tidak rasional" oleh Amerika Serikat.

Wang, berbicara pada pertemuan para menteri luar negeri Asia Tenggara di Phnom Penh, Kamboja, mengatakan Tiongkok telah melakukan upaya diplomatik sepenuhnya untuk mencegah krisis, tetapi tidak akan pernah membiarkan kepentingan intinya dilukai.

Para menteri luar negeri dalam sebuah pernyataan sebelumnya telah memperingatkan bahwa volatilitas yang disebabkan oleh ketegangan di Selat Taiwan dapat menyebabkan "salah perhitungan, konfrontasi serius, konflik terbuka, dan konsekuensi tak terduga di antara negara-negara besar".

Baca Juga: