SINGAPURA - Asia hendaknya dapat merealisasikan janjinya meski menghadapi ketegangan geopolitik dan proteksionisme, negara-negara Asia harus memprioritaskan kerja sama sambil memastikan stabilitas mereka. Dengan begitu, negara-negara Asia dapat menciptakan kondisi perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan.

"Negara-negara Asia mempunyai hak untuk bertindak. Jika mereka dapat membuat pilihan yang tepat, mereka dapat menciptakan kondisi perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan yang berkelanjutan," kata Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, di Singapura, Kamis (5/10).

"Bagi Singapura, di tengah lingkungan internasional yang penuh tantangan ini, memandang masa depan adalah hal yang lebih penting," tambahnya.

Dikutip dari The Straits Times, berbicara di akhir Asia Future Summit 2023 (KTT Masa Depan Asia 2023) selama dua hari, Lee mencatat Singapura sedang mempersiapkan transisi kepemimpinan, seiring dengan terbentuknya tim baru yang berupaya membawa negara kota itu ke tahap berikutnya.

Dia mengatakan para pemimpin muda sedang mengembangkan agenda nasional yang substantif di bawah latihan keterlibatan nasional Forward Singapore untuk membangun bangsa yang lebih tangguh dan bersatu.

"Negara ini juga melihat ke luar, bekerja sama dengan mitra-mitra Asean dan internasional untuk mendukung integrasi regional dan multilateralisme yang lebih dalam," tambahnya.

"Kami melakukan semua ini agar dapat menciptakan kondisi yang tepat dan menciptakan peluang bagi generasi berikutnya," kata Lee, di hadapan sekitar 300 peserta konferensi.

KTT yang menghadirkan pembicara termasuk Menteri Senior, Teo Chee Hean dan mantan Perdana Menteri Australia, John Howard, tersebut membahas topik-topik seperti menemukan keseimbangan di tengah ketegangan geopolitik, dan menempa jalan baru di tengah perubahan masyarakat.

Potensi Besar

Lee mencatat Asia sebagai kawasan yang dinamis dan memiliki potensi besar. "Tetapi untuk mewujudkan janji Asia, kita memerlukan kondisi yang tepat," katanya, sambil menunjukkan selama beberapa dekade terakhir, Asia beruntung bisa menikmati lingkungan yang damai, stabil, dan semakin terglobalisasi.

"Stabilitas global dan regional sangat penting bagi dinamisme dan kemakmuran kawasan," katanya.

"Kita berharap dekade-dekade mendatang akan terlihat perdamaian dan kemajuan ekonomi terus berlanjut di Asia. Namun hal ini masih jauh dari jaminan. Masa depan tergantung pada pilihan yang kita buat," katanya.

Pertama, tambah Lee, Asia perlu menjunjung dan memperkuat arsitektur regional yang terbuka dan inklusif . "Banyak negara Asia menyadari pentingnya negara-negara besar mempunyai kepentingan dan berkontribusi terhadap stabilitas dan pembangunan kawasan," katanya.

Oleh karena itu, tambahnya, Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara atau Association of Southeast Asian Nations (Asean) telah lama berupaya membangun jaringan kerja sama dan saling ketergantungan yang erat, dengan lingkaran pertemanan yang saling tumpang tindih.

Kedua, tambah dia, perlunya memperdalam integrasi ekonomi regional. Contohnya, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional yang mencakup 30 persen produk domestik bruto global, serta kerangka kerja sama ekonomi seperti Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik.

Baca Juga: