Menteri luar negeri Taiwan pada hari Selasa (9/8) menuduh Tiongkok memanfaatkan perjalanan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei sebagai dalih untuk meluncurkan latihan militer skala besar yang pada akhirnya mengarah pada invasi.

Dikutip dari The Washington Post, Menteri Luar Negeri Joseph Wu menyebut latihan militer Beijing sebagai tanggapan atas perjalanan Pelosi sebagai "provokasi serius" dan upaya untuk membalikkan status quo di Selat Taiwan yang sensitif.

"Tiongkok telah menggunakan latihan dalam buku pedoman militernya untuk mempersiapkan invasi ke Taiwan," kata Wu, mengutip latihan Beijing, peluncuran rudal, serangan siber, dan sanksi perdagangan sebagai "upaya untuk melemahkan moral publik di Taiwan."

"Tiongkok telah mengancam Taiwan secara militer selama bertahun-tahun, dan terus meningkatkan upayanya," katanya.

Ketegangan di Selat Taiwan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir sekaligus meningkatkan kekhawatiran akan kemungkinan konflik yang dapat melibatkan Tiongkok, Taiwan, bahkan AS beserta sekutunya di wilayah tersebut.

Pada hari yang sama, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok mengatakan latihan militer laut dan udara di dekat Taiwan terus berlanjut, yang dimaksudkan untuk mengancam pulau itu.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pihaknya mendeteksi 10 kapal perang PLA dan 45 pesawat tempur, termasuk 16 yang melintasi garis median.

"Latihan militer [Partai Komunis China] yang berkelanjutan menunjukkan bahwa ancaman kekuatan belum berkurang," kata Kementerian Pertahanan Taiwan, Selasa.

Beijing mengklaim bahwa Taiwan merupakan bagian tak terpisahkan dari wilayahnya yang harus dipersatukan dengan Tiongkok.

The Washington Post melaporkan PLA telah menembakkan rudal di sekitar Taiwan dan mengirim puluhan pesawat militer dan kapal perang di dekat pulau itu sebagai balasan atas kunjungan Pelosi. Beberapa analis militer berpendapat bahwa kunjungan Pelosi dapat "mempercepat" penyatuan.

Pada konferensi pers reguler di Beijing, Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, tidak menjawab pertanyaan tentang berapa lama latihan itu akan berlangsung. Dia mengatakan pemerintah sedang melakukan "latihan militer normal" dengan cara "terbuka, transparan dan profesional", sesuai dengan hukum domestik dan internasional.

Wang menyebut latihan itu "adalah peringatan bagi provokator" sebagai tanggapan yang"dibenarkan" untuk melindungi integritas teritorial Tiongkok.

Latihan tersebut berdampak kecil pada kehidupan sehari-hari di Taiwan, di mana penduduk terbiasa dengan laporan hampir setiap hari tentang serangan militer Tiongkok.

Sebuah jajak pendapat yang dirilis Senin menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen dari sekitar 1.000 responden yang disurvei antara 3 dan 5 Agustus tidak khawatir bahwa ketegangan lintas selat akan mengarah pada konflik militer. Sekitar 54 persen mengatakan mereka percaya kunjungan Pelosi baik untuk hubungan AS-Taiwan.

Ditanya apakah ada kekhawatiran nyata di pemerintah Taiwan bahwa Beijing sedang mempersiapkan invasi, Wu mengatakan negaranya "sangat prihatin."

"Tapi pada saat yang sama, kami tetap tenang," katanya.

"Kami tetap tangguh. Cara terbaik untuk menghadapi rezim yang mencoba mengintimidasi kami adalah dengan menunjukkan bahwa kami tidak terintimidasi. Kami tidak takut dengan Tiongkok," tambah Wu.

Baca Juga: