SYDNEY - Petenis wanita nomor satu dunia, Ashleigh Barty tidak akan memiliki kesempatan untuk memenuhi mimpinya memenangkan Wimbledon tahun ini. Meski demikin, dia tetap fokus untuk memenangkan gelar juara pada turnamen tenis Grand Slam yang digelar di All England Club, London itu.

Petenis asal Australia itu memenangkan gelar junior Wimbledon saat berusia 15 tahun pada tahun 2011. Tetapi dia membuat keputusan yang mengejutkan tiga tahun kemudian untuk meninggalkan tenis demi menekuni cabang olahraga kriket.

"Singkatnya, saya pikir saya hanya perlu menemukan diri saya sendiri," ujar Barty, yang melewatkan AS Terbuka karena kekhawatiran akan virus korona, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan ABC, Kamis (13/8) tentang kepindahannya ke tim kriket Brisbane Heat.

"Saya merasa seperti terpelintir dan mungkin sedikit tersesat di sepanjang jalan di bagian pertama karier saya," sambungnya.

Sementara kriket memberinya perspektif berbeda tentang olahraga, daya tarik tenis tidak pernah menjauh dan itu didorong oleh ambisi untuk mencicipi kesuksesan lagi di Wimbledon.

"Impian saya adalah memenangkan Wimbledon. Tanpa diragukan lagi," ujar Barty, yang kembali ke tenis pada 2016.

Kesempatannya untuk tahun ini tertunda karena Wimbledon dibatalkan untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II menyusul merebaknya wabah virus korona di seluruh dunia.

Petenis berusia 24 tahun itu sudah memiliki satu gelar Grand Slam, memenangkan Prancis Terbuka tahun lalu, yang membantunya naik ke peringkat teratas dunia yang dipertahankannya sejak itu.

Selain Barty, sejumlah pemain lain juga memilih absen di AS Terbuka, termasuk petenis penghuni posisi 10 besar dunia, Kiki Bertens dan Elina Svitolina, bersama dengan juara bertahan putra Rafael Nadal. ben/AFP/S-2

Baca Juga: