MOSKOW - Moskow dapat menurunkan hubungan diplomatik dengan Washington jika AS mengambil alih aset-aset Russia yang dibekukan, Wakil Menteri Luar Negeri Sergey Ryabkov memperingatkan pada Kamis (25/4).

RT melaporkan, AS dan sekutunya telah membekukan sekitar 300 miliar dollar AS aset bank sentral Russia sebagai bagian dari sanksi terkait Ukraina, yang sebagian besar ditahan di Uni Eropa (UE).

Washington telah lama menganjurkan penyitaan dana tersebut, sehingga uang tersebut kemudian akan diserahkan ke Kiev untuk upaya perang melawan Rusia. Dorongan terbaru datang pada hari Sabtu, setelah Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui rancangan undang-undang yang mengizinkan penyitaan uang Russia.

Undang-undang yang disebut REPO, yang disahkan oleh anggota parlemen di Washington akhir pekan lalu bersama paket bantuan militer senilai 61 miliar dollar untuk Ukraina, memberi wewenang kepada presiden AS untuk menyita dana Russia yang disimpan di bank-bank Amerika dan menyerahkannya ke Kiev.

Lebih dari 6 miliar dollar dari 300 miliar dollar aset Russia yang dibekukan disimpan di bank-bank AS.

Senator AS Rand Paul, yang skeptis terhadap usulan tersebut, memperingatkan bahwa langkah tersebut akan menjadi "tindakan perang ekonomi."

Para pejabat di beberapa negara Barat, terutama AS dan Inggris, bersikeras untuk menyita aset-aset Russia meskipun ada kekhawatiran luas bahwa hal ini tidak memiliki dasar hukum. Sebaliknya, UE enggan melakukan hal tersebut karena takut akan pembalasan Russia. Negara-negara UE, yang memegang sebagian besar dana yang dibekukan, dilaporkan khawatir bahwa pengambilalihan dana tersebut akan mengganggu stabilitas euro.

Tanggapan Moskow terhadap penyitaan aset-asetnya oleh negara-negara G7 dapat mencakup tindakan balasan ekonomi dan diplomatik, kata Ryabkov seperti dikutip RIA Novosti.

"Kami sekarang sedang mempelajari bentuk reaksi yang tepat, di mana tindakan balasannya adalah tindakan terhadap aset lawan kami di Barat dan tindakan respons diplomatik,"kata Ryabkov kepada media tersebut."Yang satu tidak membatalkan yang lain, tapi belum ada solusi, karena di sisi lain juga belum ada solusi,"tambahnya.

Diplomat senior tersebut sebelumnya telah memperingatkan bahwa AS tidak boleh"bertindak berdasarkan ilusi… bahwa Russia bergantung pada hubungan diplomatik dengan negara tersebut."

Moskow telah berulang kali mengatakan penyitaan aset-asetnya merupakan"pencurian."

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov telah memperingatkan, AS akan merusak perekonomiannya sendiri serta sistem keuangan global, jika AS menindaklanjuti ancamannya untuk mengambil alih dana tersebut dan memberikannya kepada Ukraina.

"Ini merupakan kehancuran seluruh fondasi sistem ekonomi [global],"menurut Peskov.

Baca Juga: