Jakarta - Pergerakan pasar keuangan pada awal pekan ini dipengaruhi oleh harapan positif mengenai perkembangan negosiasi dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok. Kondisi tersebut membuat rupiah berada pada posisi positif. Seperti diketahui, pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin (7/1) sore, menguat sebesar 180 poin dari sehari sebelumnya menjadi 14.090 rupiah per dollar AS.

"Harapan kedua negara itu mencapai kesepakatan mengenai perdagangan memicu minat terhadap aset mata uang berisiko, dan berdampak pada apresiasi rupiah," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, kemarin. Di sisi lain, lanjut dia, apresiasi rupiah juga terbantu oleh pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell bakal fleksibel pada kenaikan suku bunga sekaligus mengindikasikan sikap dovish.

"Pandangan The Fed itu menjadi faktor bullish untuk aset mata uang berisiko," katanya. Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong menambahkan penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) juga masih menjadi salah satu faktor yang membebani dollar AS di pasar global. "Pasar menilai, penutupan pemerintah AS akan memperlambat ekonominya," ujarnya.

Ant/E-10

Baca Juga: