Asean dan Tiongkok telah mengeluarkan kesepakatan bersama untuk tidak menambah ketegangan di wilayah perairan sengketa LTS dan sepakat untuk meningkatkan dan mempromosikan keamanan maritim.

CHONGQING - Tiongkok dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) mengeluarkan kesepakatan bersama yang menyatakan kedua belah pihak telah sepakat untuk tidak menambah ketegangan di Laut Tiongkok Selatan (LTS). Kesepakatan bersama itu diungkapkan setelah Tiongkok baru-baru ini melakukan penyusupan di wilayah-wilayah maritim yang diklaim oleh Filipina dan Malaysia.

Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan tingkat menteri luar negeri Asean dan Tiongkok di Chongqing, Tiongkok, kedua pihak mengatakan telah sepakat untuk meningkatkan dan mempromosikan keamanan maritim serta menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan yang akan memperumit atau meningkatkan perselisihan dan mempengaruhi perdamaian dan stabilitas, dan mengupayakan penyelesaian sengketa secara damai.

Pernyataan bersama itu juga menyebutkan bahwa setiap perselisihan dengan Tiongkok akan diselesaikan sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional yang diakui secara universal, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982 atau UNCLOS (United Nations Convention on The Law of the Sea).

Namun pernyataan tersebut tidak menyebutkan adanya fakta bahwa UNCLOS tidak mengakui klaim historis, yang merupakan sikap Tiongkok atas klaimnya di jalur maritim yang disengketakan. Beijing menolak putusan pengadilan internasional pada 2016 terhadap klaimnya yang ekspansif di LTS.

Dalam pernyataan terpisah mengenai hasil dari pertemuan itu, Tiongkok mengatakan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk menangani dan mengelola perbedaan melalui konsultasi.

"Adalah hal yang wajar jika negara-negara bertetangga mengalami masalah," kata Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, seperti dilansir BenarNews, Selasa (8/6).

Perairan Bermasalah

Akhir-akhir ini masalah di LTS semakin menghangat. Pekan lalu Malaysia mengatakan bahwa 16 pesawat militer Tiongkok nyaris melintasi ke wilayah udaranya yang ada di atas LTS dekat Negara Bagian Sarawak.

Atas insiden itu, pemerintah Malaysia mengatakan akan memanggil Duta Besar Tiongkok dan mengirim nota diplomatik untuk memprotes Beijing atas ancaman terhadap kedaulatan nasional Malaysia.

Menanggapi hal itu, Beijing mengatakan bahwa pesawat-pesawat militer tersebut hanya melakukan aktivitas penerbangan rutin dan tidak melanggar masuk ke wilayah udara Malaysia.

Dalam pertemuan di Chongqing, Malaysia mengatakan kepada Tiongkok bahwa pihaknya keberatan dengan kehadiran aset militer asing yang berlawanan dengan kebebasan bernavigasi dan perlintasan udara menurut hukum internasional, dan tanpa persetujuan lebih dahulu dari pemerintah Malaysia.

Di lokasi lain di LTS pada Maret lalu, Filipina mengatakan pihaknya telah mendeteksi keberadaan lebih dari 200 kapal dengan awak kapal yang diduga personil Angkatan Laut Tiongkok di Whitsun Reef yang ada di zona ekonomi eksklusif Filipina. Beijing mengklaim kawasan terumbu karang itu adalah bagian dari Kepulauan Nansha (Spratly). BenarNews/I-1

Baca Juga: