TOKYO - Para pemimpin Asia Tenggara dan Jepang pada Minggu (17/12) sepakat untuk meningkatkan dialog dan kerja sama "keamanan maritim" dalam menghadapi meningkatnya ketegasan Tiongkok di kawasan.

Beijing mengklaim hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan, yang merupakan koridor perdagangan penting, dan menempatkan kapal serta metode lain untuk menegaskan klaimnya di wilayah sengketa tersebut. SIkap Beijing tersebut membuat marah negara-negara di kawasan dan Washington.

Jepang dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sepakat untuk "memperkuat dialog dan kerja sama untuk pemeliharaan keamanan dan keselamatan maritim, ketertiban maritim berdasarkan supremasi hukum, termasuk kebebasan dan keselamatan navigasi dan penerbangan serta perdagangan tanpa hambatan", demikian bunyi pernyataan bersama yang disampaikan setelah pertemuan puncak di Tokyo.

Tanpa mengidentifikasi Tiongkok, dikatakan bahwa mereka akan "meningkatkan kesadaran domain maritim serta kerja sama antara penjaga pantai dan lembaga penegak hukum terkait, memperkuat kerja sama dalam pengembangan kapasitas maritim, dan memastikan penyelesaian perselisihan dengan cara damai, tanpa menggunakan ancaman atau penggunaan kekuatan senjata sesuai prinsip hukum internasional yang diakui secara universal".

Sekutu dekat AS, Jepang, yang juga memiliki perselisihan teritorial dan perselisihan lainnya dengan Tiongkok, meningkatkan belanja pertahanan dan memperluas kerja sama keamanan dengan negara-negara di kawasan Asia-Pasifik.

Pada Sabtu, Jepang mengumumkan akan memperdalam hubungan dengan Malaysia dan menyediakan 400 juta yen (2,8 juta dollar AS) untuk perlengkapan "peringatan dan pengawasan".

Bulan lalu Jepang sepakat untuk membantu Filipina membeli kapal penjaga pantai dan memasok sistem radar, dan keduanya sedang membahas izin penempatan pasukan di wilayah masing-masing.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran publik Jepang NHK pada Sabtu, "situasi di Laut Tiongkok (Selatan) menjadi semakin rumit".

Kantornya mengutip pernyataannya bahwa Tiongkok yang lebih tegas merupakan tantangan nyata bagi negara tetangganya di Asia dan Manila akan memperdalam kerja sama dengan Tokyo, Washington, dan negara-negara lain yang berpikiran sama dengan melakukan latihan bersama.

Baca Juga: