SINGAPURA - Pemerintah Singapura akan berupaya menggalang dukungan dari negara-negara anggota Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk menyiapkan kode etik pertemuan tak terduga di wilayah udara Laut Tiongkok Selatan (LTS). Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, pada forum pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN yang berlangsung Rabu (6/7).

"Saya berharap segera dibahas persoalan itu," kata Menhan Eng Hen.

Ide yang dilontarkan Singapura itu disampaikan untuk menyikapi latihan pertempuran udara Tiongkok di kawasan sengketa LTS itu. Sebelumnya Presiden Tiongkok, Xi Jinping, telah mengumumkan akan memperkuat kekuatan militer negara itu melalui latihan perang laut, udara, dan darat, secara rutin.

Februari lalu ASEAN dan Beijing telah menandatangani kode etik (code of conduct/CoC) pertemuan tak terduga untuk wilayah perairan LTS. Langkah serupa pada wilayah udara dibutuhkan untuk mencegah risiko kesalahpahaman antara pihak-pihak yang bersengketa, yang dapat meningkatkan eskalasi di wilayah itu.

Dalam sengketa LTS, Beijing bersikeras negaranya memiliki kedaulatan penuh di wilayah LTS, namun Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan, juga mengklaim hal yang sama.

Insiden Udara

Aktivitas pesawat tempur Tiongkok di kawasan udara LTS tercatat pertama kalinya sejak 2001. Pada tahun itu April 2001, pesawat pengintai milik Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) yaitu EP-3, telah dicegat oleh sebuah jet tempur Tiongkok. Akibat insiden itu terjadi tabrakan di udara yang menewaskan pilot jet tempur Tiongkok bernama Wang Wei.

Tabrakan udara itu selain menyebabkan kematian, juga memaksa pesawat EP-3 harus mendarat darurat di Provinsi Hainan. Setelah kejadian, 24 awak militer AS ditahan selama 11 hari dan Tiongkok baru mengembalikan pesawat AS itu tiga bulan kemudian. Peristiwa itu semakin memperburuk hubungan kedua negara.

Pada Februari 2017, pesawat militer Tiongkok dan AS secara "tidak sengaja" berpapasan di Scarborough Shoal. Kedua pesawat, P-3 milik Angkatan Laut AS dan pesawat pemberi peringatan dini Tiongkok KJ-200, terbang dalam jarak 305 meter satu sama lain di sekitar wilayah yang disengketakan.

Laporan menyebutkan, pesawat AS merubah arah untuk menghindari tabrakan. Sementara seorang pejabat militer Tiongkok yang dikutip Global Times mengatakan, pesawat AS mendekati pesawat Tiongkok yang tengah menjalankan misi rutin.

Aktivitas jet tempur Tiongkok di kawasan udara LTS semakin gencar dilakukan setelah Beijing membeli pesawat tempur canggih Sukhoir Su-35 dari Russia. Tiongkok menggunakan pesawat tempur ini untuk patroli rutin.

Tiongkok diketahui telah membeli 24 unit jet tempur ini pada pengujung 2015. Pesawat tempur canggih ini dirancang agar bisa melakukan serangan udara ke permukaan dan pertahanan udara. SB/SCMP/I-1

Baca Juga: