JAKARTA - Lewat Keketuaan Asean 2023, Indonesia akan memimpin Asean untuk bisa terus menjadi sumber pertumbuhan global melalui tiga strategi. Selama tiga tahun terakhir, Asean menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global dengan kenaikan 5,3 persen pada tahun 2022.

Demikian dikatakan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, pada acara High Level Seminar bertajuk Asean Matters-Epicentrum of Growth, di Jakarta, Senin (6/3). Seperti dikutip dari Antara, Perry menjelaskan lebih jauh soal ketiga strategi tersebut.

Pertama, tambah Perry, membangun kembali pertumbuhan regional serta konektivitas dan persaingan baru. Strategi kedua yaitu mempercepat transformasi ekonomi digital yang inklusif serta partisipasi ekonomi digital yang selama beberapa tahun terakhir menjadi tulang punggung ekonomi Asean.

Kemudian strategi ketiga, tambah Perry, yakni mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk daya tahan masa depan yang berkelanjutan melalui ekonomi hijau serta inisiatif lainnya.

Perry berpendapat Asean saat ini merupakan sumber pertumbuhan dunia berkat konsistensi melakukan reformasi struktural. "Asean terus mereformasi perdagangan dan investasi meski negara lain melakukan fragmentasi maupun kebijakan pintu tertutup atau close door policy," ucap Perry.

Perry menyebutkan Indonesia menjadi salah satu contoh negara di Asean yang melakukan reformasi struktural di tengah Covid-19, memperkenalkan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja, memperluas hubungan perdagangan dan investasi, serta melakukan hilirisasi.

Stabilitas Ekonomi

Selama tiga tahun terakhir, Asean menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global yang cukup tinggi. Pesatnya pertumbuhan tinggi tersebut diiringi stabilitas ekonomi makro maupun keuangan.

Capaian itu diraih lantaran Asean sangat disiplin dalam kebijakan moneter, tidak hanya melalui suku bunga dan menstabilkan nilai tukar, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan makroprudensial, akomodasi, dan digitalisasi sistem pembayaran yang mendukung pertumbuhan dan inklusi ekonomi.

"Di luar itu, koordinasi kebijakan bank sentral dan kebijakan fiskal serta daerah sangat erat," tuturnya.

Namun demikian, Perry mengingatkan bahwa kondisi global saat ini masih berada dalam turbulensi dan perlambatan karena adanya fragmentasi, perang di Russia dan Ukraina, serta ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, sehingga Asean masih tetap harus waspada.

Selain itu, Perry mengatakan BI memproyeksikan ekonomi Asean-5 akan tumbuh sebesar 5,6 persen pada 2024 dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) atau meningkat signifikan dari perkiraan tahun ini yang sebesar 4,6 persen (yoy). "Pertumbuhan yang kuat ini juga akan didukung oleh indikator ekonomi makro yang stabil," ungkap Perry.

Baca Juga: