AS kembali menegaskan keyakinannya bahwa Russia saat ini sedang mengembangkan senjata nuklir berbasis luar angkasa walau hal itu dibantah oleh Moskwa.

WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) yakin Russia sedang mengembangkan senjata nuklir antisatelit luar ruang angkasa yang ledakannya dapat mengganggu segala hal mulai dari komunikasi militer hingga layanan transportasi berbasis telepon, kata sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut pada Selasa (20/2) lalu.

Sumber tersebut, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan, berdasarkan pemahamannya bahwa sistem tersebut akan melibatkan alat peledak nuklir yang ditempatkan di orbit.

Pada 20 Februari lalu, Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Russia menentang penempatan senjata nuklir di luar angkasa, dan menteri pertahanan Russia dengan tegas membantah laporan bahwa Kremlin sedang mengembangkan kemampuan nuklir untuk luar angkasa.

Laporan tentang kemungkinan pembangunan senjata nuklir berbasis luar angkasa Russia muncul setelah ketua Komite Intelijen Dewan Perwakilan Rakyat AS dari Partai Republik pada 14 Februari lalu mengeluarkan pernyataan samar yang memperingatkan akan adanya ancaman keamanan nasional yang serius.

Tanda paling jelas dari publik bahwa Washington DC menganggap Moskwa sedang mengerjakan senjata nuklir antisatelit berbasis luar angkasa adalah komentar dari juru bicara Gedung Putih pada 15 Februari yang mengemukakan bahwa AS yakin sistem yang sedang dikembangkan akan melanggar Perjanjian Luar Angkasa.

Perjanjian tahun 1967 melarang negara-negara penandatangan, termasuk Russia dan AS, untuk menempatkan objek apa pun yang membawa senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya di orbit sekitar Bumi.

Hubungan AS-Russia sudah tegang karena sejumlah masalah, salah satunya adalah invasi Russia ke Ukraina pada Februari 2022 yang memicu konfrontasi terbesar antara Barat dan Russia sejak krisis misil Kuba pada 1962.

The New York Timesmelaporkan pada 17 Februari lalu, tanpa mengutip sumber, bahwa dalam beberapa pekan terakhir, sebuah peringatan telah beredar dari agen mata-mata AS bahwa Russia mungkin merencanakan peluncuran satelit militer rahasia baru dan pertanyaan kuncinya adalah apakah Russia akan menggunakannya untuk melakukan serangan senjata nuklir yang sebenarnya ke luar angkasa.

Bantahan Moskwa

Menanggapi kabar bahwa Russia sedang mengembangkan senjata nuklir antisatelit luar ruang angkasa, Presiden Putin saat berbicara dengan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyatakan bahwa posisi Russia amat jelas dan transparan.

"Kami selalu menentang penempatan senjata nuklir di luar angkasa," kata Putin. "Kami mendesak tidak hanya kepatuhan terhadap semua perjanjian yang ada di bidang ini, namun juga menawarkan untuk memperkuat kerja sama ini berkali-kali," imbuh dia.

Presiden Putin pun menambahkan bahwa aktivitas Russia di luar angkasa tidak berbeda dengan aktivitas negara lain, termasuk AS.

Sedangkan Menhan Shoigu saat mengomentari tuduhan AS itu mengatakan bahwa tidak ada rencana seperti yang diutarakan oleh sumber tak dikenal di AS.

"Pertama, tidak ada proyek (senjata nuklir di luar angkasa) semacam itu. Kedua, AS tahu bahwa hal ini tidak ada," kata Shoigu kepada Putin.ST/Bloomberg/I-1

Baca Juga: