SEOUL - Korea Utara akan meningkatkan pertahanan militernya untuk menjamin keamanannya terhadap serangan senjata nuklir Amerika Serikat yang ditujukan padanya, media pemerintah KCNA melaporkan, Jumat (3/11).

Angkatan Udara AS meluncurkan rudal Minuteman III berkemampuan nuklir dari pangkalan di California pada Rabu (2/11) tetapi rudal tersebut diledakkan setelah terdeteksi anomali. Uji coba tersebut dihadiri pejabat pertahanan Korea Selatan dalam kunjungan pertama mereka sejak 2016.

Seorang komentator militer Korea Utara mengatakan meskipun uji coba tersebut gagal, kehadiran Korea Selatan menunjukkan bahwa senjata nuklir AS ditargetkan ke Korea Utara.

"DPRK akan terus melanjutkan aksi militernya untuk meningkatkan pencegahan dan menjamin keamanan strategis di semenanjung Korea dan wilayah tersebut," kata komentator yang tidak disebutkan namanya dalam sebuah laporan yang dimuat oleh kantor berita negara Korea Utara, KCNA.

Komentar tersebut juga mengkritik AS dan Korea Selatan atas berbagai langkah militer baru-baru ini termasuk penempatan pesawat bomber nuklir AS ke Korea Selatan.

"Ancaman nuklir oleh AS dan pasukan bawahannya terhadap DPRK mendekati garis merah baru," kata komentator Korea Utara. Ia menyerukan penguatan "kekuatan bersenjata nuklir untuk pertahanan diri".

Kementerian Unifikasi Korea Selatan, yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan, komentar tersebut menimbulkan pertanyaan apakah Korea Utara bersiap untuk membenarkan "provokasi" militer lainnya.

"Jelas bahwa meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea saat ini disebabkan oleh pengembangan nuklir Korea Utara yang sia-sia dan provokasi militer yang sembrono," kata wakil juru bicara kementerian Kim In-ae dalam sebuah pengarahan.

Korea Selatan mengadakan latihan udara bersama dengan AS dan Jepang di dekat semenanjung Korea bulan lalu, yang melibatkan bomber strategis B-52 AS serta jet tempur ketiga negara tersebut.

AS dan Korea Selatan juga mengadakanlatihan udara besar-besaran yang melibatkan 130 pesawat tempur dari kedua negara untuk simulasi operasi masa perang 24 jam pada bulan lalu.

Korea Selatan dan Amerika menyatakan latihan mereka bertujuan untuk menjaga kesiapan tempur dalam menanggapi Korea Utara.

Korea Utara mengecam latihan tersebut sebagai persiapan AS dan sekutunya Korea Selatan untuk menyerang negara tersebut.

Baca Juga: