WASHINGTON - Gedung Putih menuding klaim Kremlin soal penarikan pasukan Russia dari perbatasan Ukraina sebagai sebuah kepalsuan dan menuduh negara itu telah meningkatkan kehadiran pasukannya di wilayah tersebut sebanyak 7.000 tentara dalam beberapa hari terakhir.

"Kemarin, pemerintah Russia mengatakan sedang menarik pasukan dari perbatasan Ukraina, kami sekarang tahu itu palsu," kata seorang pejabat senior pemerintahan Biden, Rabu (16/2).

"Faktanya, kami sekarang telah mengonfirmasi bahwa dalam beberapa hari terakhir, Russia telah meningkatkan kehadiran pasukannya di sepanjang perbatasan Ukraina sebanyak 7.000 tentara, dengan beberapa tiba baru-baru ini," tambahnya.

Pejabat itu menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut dalam mendukung klaim tersebut, tetapi mengatakan informasi intelijen itu "cukup meyakinkan. Pada Selasa, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan Russia telah memusatkan sekitar 150.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina dan di negara tetangga Belarusia.

"Sama seperti klaim Russia tentang penarikan pasukan itu palsu, begitu juga dalih palsu apa pun yang mereka ciptakan untuk membenarkan pilihan perang ini. Tidak ada yang harus menerima klaim ini begitu saja," katanya.

Tidak Ada Deeskalasi

Komentar AS tersebut adalah yang terbaru dalam perang pernyataan antara sekutu barat dan Kremlin atas situasi yang semakin tegang di Ukraina. Para pejabat Russia bersikukuh telah menarik beberapa pasukan saat mereka mengejar solusi diplomatik, tetapi para pejabat barat mengatakan komentar itu bertentangan dengan tanda-tanda persiapan militer untuk serangan yang semakin jelas.

Sebelumnya pada Rabu, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan aliansi itu "tidak melihat adanya deeskalasi". "Kami siap untuk yang terburuk," ujarnya pada awal pertemuan dua hari para menteri pertahanan NATO di Brussels.

Moskwa membantah penilaian Stoltenberg, dengan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, bersikeras bahwa Russia telah menarik sejumlah pasukannya dan menuduh NATO memiliki "cacat" yang mencegahnya dari "menilai situasi dengan bijaksana".

Sementara itu, Duta Besar Russia untuk Uni Eropa (UE), Vladimir Chizhov, mengatakan kepada surat kabar Die Welt bahwa tidak akan ada eskalasi minggu depan atau minggu berikutnya atau bulan depan.

KTT Menteri Pertahanan NATO akan diikuti oleh Konferensi Keamanan Munich dua hari di Jerman, yang akan dihadiri oleh beberapa sekutu barat, serta Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Zelensky, pada Rabu, menyatakan skeptisisme atas klaim Russia.

"Sejujurnya, kami bereaksi terhadap kenyataan yang kami miliki dan kami belum melihat penarikan apa pun. Kami baru saja mendengarnya," kata dia kepada BBC.

Wakil Presiden AS, Kamala Harris, dijadwalkan akan memimpin delegasi AS ke konferensi di Munich, bergabung dengan Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, dan para pejabat lainnya.

"Harris hadir untuk mengirim sinyal yang kuat bahwa keterlibatan dengan sekutu dan mitra kami adalah bagian yang sangat penting dari keseluruhan diplomasi dan pendekatan kami," kata seorang pejabat senior administrasi Biden.

Harris diharapkan bertemu dengan Stoltenberg dan para pemimpin negara-negara Baltik pada Jumat, sebelum menyampaikan pidato di konferensi pada Sabtu. "Dia juga akan berbicara dengan Zelensky dan kanselir Jerman, Olaf Scholz," kata pejabat AS itu.

Baca Juga: