AS melaporkan bahwa Tiongkok selama bertahun-tahun telah mengoperasikan fasilitas pengumpulan intelijen di Kuba dan laporan itu disangkal baik oleh Kuba dan Tiongkok.

WASHINGTON DC - Gedung Putih pada Sabtu (10/6) mengatakan bahwa Tiongkok telah mengoperasikan unit intelijen di Kuba selama bertahun-tahun, dan meningkatkan operasinya pada 2019 demi memperkuat kehadirannya di Pulau Karibia itu.

"Ini didokumentasikan dengan baik dalam catatan intelijen," kata pejabat Gedung Putih yang berbicara tanpa menyebut nama, saat mengkonfirmasi kehadiran intelijen Tiongkok tersebut.

Media AS dalam beberapa hari terakhir melaporkan bahwa Beijing berencana untuk mendirikan pangkalan mata-mata di pulau itu, yang terletak tak jauh dari pantai Amerika.

"Ketika Presiden Joe Biden mulai menjabat pada Januari 2021, kami diberi pengarahan tentang sejumlah upaya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang sensitif di seluruh dunia untuk memperluas infrastruktur logistik, pangkalan, dan pengumpulan luar negerinya secara global," ucap pejabat tersebut.

"Upaya ini termasuk keberadaan fasilitas pengumpulan intelijen RRT di Kuba," kata pejabat tersebut. "Faktanya, RRT melakukan peningkatan fasilitas pengumpulan intelijennya di Kuba pada 2019," imbuh dia.

Pemerintah Kuba, yang menyangkal keberadaan pangkalan mata-mata Tiongkok di wilayahnya, mengecam laporan perkembangan terbaru tersebut dari Gedung Putih itu.

Perkembangan terjadi setelah pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, mendorong perluasan yang cepat dari kehadiran keamanan negara di seluruh dunia.

Sementara itu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, dilaporkan akan melakukan perjalanan ke Tiongkok pada akhir pekan depan, setelah ia menjadwal ulang kunjungan yang dibatalkan pada Februari setelah insiden balon mata-mata Tiongkok yang melintasi wilayah AS.

Tiongkok memperingatkan AS pada Jumat (9/6) agar tidak mencampuri urusan dalam negeri Kuba, sebagai tanggapan atas laporan media tentang pangkalan yang direncanakan.

Ketika ditanya tentang pangkalan tersebut pada jumpa pers reguler, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, mengatakan dia tidak mengetahui situasinya sebelum mengkritik kebijakan AS di Kuba. ν AFP/I-1

Baca Juga: