Di tengah semakin memanasnya situasi di Semenanjung Korea, sebuah lembaga pemikir AS menyatakan  bahwa AS harus tetap mempertimbangkan penempatan aset nuklir di Korsel.

WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) harus mempertimbangkan kemungkinan untuk mengerahkan aset senjata nuklirnya ke Korea Selatan (Korsel) di masa depan. Hal itu dikatakan sebuah lembaga pemikir AS pada Rabu (18/1).

Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS) menyebut kemungkinan itu sebagai catatan rencana sebelum mencapai keputusan guna mengatur kemungkinan pengerahan pasukan AS ke Korsel di masa mendatang.

CSIS, yang berbasis di Washington DC, juga menyarankan AS dan Korsel untuk mulai mengadakan pertemuan-pertemuan berbasis diskusi (tabletop) untuk membahas simulasi situasi darurat.

"Kedua negara sekutu harus mempertimbangkan pertemuan perencanaan tabletop untuk kemungkinan pengerahan senjata nuklir AS ke Korsel," kata Komisi CSIS untuk Korea Utara (Korut) dalam laporan tentang kebijakan Korut dan langkah untuk memperluas upaya pencegahan. "Perencanaan ini harus secara eksplisit menjadi sebuah catatan rencana. Tenggat waktu dan ruang lingkup terkait senjata harus dibiarkan ambigu," imbuh komisi itu.

Laporan itu, yang kedua yang akan dipublikasikan oleh komisi CSIS, mengusulkan masing-masing enam rekomendasi untuk kebijakan mengenai Korut dan perluasan upaya pencegahan AS.

Terkait perluasan langkah pencegahan AS, laporan itu menyebutkan bahwa Washington DC harus menunjukkan kemampuan nuklir serta kemauan politiknya untuk menggunakannya jika perlu. Untuk itu, laporan tersebut menyarankan kepada AS untuk menegaskan komitmennya untuk membela Korsel, sebagian dengan menekankan bahwa Washington DC dan Seoul memiliki nasib yang sama.

"Saat merujuk pada kemampuan pertahanan lengkap AS, AS harus menekankan bahwa nasib bersama AS-Korsel, yang mengandalkan kehadiran 28.500 pasukan AS di semenanjung, menjadi alasan utama dari perluasan langkah pencegahan kedua negara," kata laporan tersebut.

Laporan itu menyarankan kepada AS untuk mempertimbangkan perubahan postur strategi dan nuklirnya untuk memungkinkan atau meningkatkan kehadiran aset strategis AS secara berkelanjutan di Semenanjung Korea.

Rekomendasi Komisi CSIS

Namun, Komisi CSIS dengan tegas menentang persenjataan nuklir Korsel. "Dalam situasi saat ini, jangan mengerahkan senjata nuklir taktis AS ke Semenanjung Korea ataupun membiarkan Korsel memperoleh senjata nuklir," kata laporan tersebut.

Sebagai gantinya, laporan itu menyarankan AS untuk mendukung peningkatan kemampuan pertahanan konvensional Korsel, termasuk dengan mengerahkan unit pertahanan misil THAAD (Terminal High Altitude Area Defense) ke Korsel jika perlu.

"Tujuan kebijakan akhir adalah mencapai denuklirisasi yang lengkap dan tidak dapat diubah. Meskipun mungkin ada langkah sementara selama prosesnya," kata Komisi CSIS.

Oleh karena itu, laporan tersebut merekomendasikan AS dan Korsel untuk bersiap dengan kembalinya Korut ke meja perundingan.

"AS dan Korsel harus terus menyatakan kesediaan untuk berdiskusi dengan Korut. Ini bisa mencakup penyampaian komunikasi gabungan melalui utusan senior yang mengindikasikan kesiapan untuk berdiskusi tanpa prasyarat," kata komisi itu. Ant/Yonhap-OANA/N-3

Baca Juga: