WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) tengah menyiapkan "kekuatan serangan" baru untuk memerangi praktik perdagangan yang tidak adil. Hal itu disampaikan oleh pemerintahan Presiden Joe Biden pada Selasa (8/6), saat meluncurkan temuan tinjauan akses ke produk-produk penting, dari semikonduktor hingga baterai kendaraan listrik.

"Kekuatan serangan yang dipimpin perwakilan perdagangan AS, sedang mencari pelanggaran spesifik yang menjadi celah pada rantai pasokan dan bisa diatasi dengan tarif atau solusi lain, termasuk terhadap Tiongkok," kata Direktur Senior Urusan Internasional Ekonomi dan Daya Saing Gedung Putih, Peter Harrell kepada wartawan.

Para pejabat juga mengatakan, Departemen Perdagangan sedang mempertimbangkan untuk memulai penyelidikan terhadap dampak keamanan nasional dari impor magnet neodymium yang digunakan dalam motor dan aplikasi industri lainnya, yang sebagian besar diperoleh AS dari Tiongkok.

Pada Februari, Presiden Joe Biden memerintahkan peninjauan rantai pasokan penting, yang mengharuskan lembaga eksekutif untuk melaporkan kembali dalam waktu 100 hari tentang risiko akses AS ke barang-barang penting seperti yang digunakan dalam obat-obatan serta mineral langka, yang menjadi AS bergantung ke luar negeri.

Topang Daya Saing

Meskipun tidak secara eksplisit diarahkan ke Tiongkok, tinjauan itu merupakan bagian strategi pemerintahan Biden yang lebih luas untuk menopang daya saing AS, dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

"Kami mencoba memahami semua logistik di balik rantai pasokan untuk melonggarkan kemacetan. Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah berbicara dengan orang-orang di industri ini dan kami melakukan banyak hal," penasihat ekonomi Biden, Jared Bernstein, kepada Reuters.

AS tengah menghadapi tantangan serius dalam memperoleh peralatan medis selama pandemi Covid-19, dan sekarang menghadapi kemacetan parah di sejumlah bidang, termasuk chip komputer, terhentinya produksi barang termasuk mobil.

Sementara Gedung Putih mengatakan sedang bekerja sama dengan industri swasta untuk menemukan solusi atas kekurangan itu, para pejabat juga mengatakan perusahaan-perusahaan adalah bagian dari masalah.

"Dalam beberapa dekade berfokus pada tenaga kerja sebagai biaya yang harus dikelola dan bukan aset untuk diinvestasikan telah melemahkan rantai pasokan domestik kami, merusak upah dan kepadatan serikat pekerja kami, dan mempersulit perusahaan untuk menemukan keterampilan," kata Wakil Direktur Dewan Ekonomi Nasional, Sameera Fazili kepada wartawan.

Badan-badan AS diharuskan mengeluarkan laporan yang lebih lengkap setahun setelah perintah Biden, mengidentifikasi kesenjangan dalam kemampuan manufaktur domestik dan kebijakan untuk mengatasinya.

Sementara itu, di bidang kedokteran, pemerintah akan menggunakan Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk mempercepat upaya pembuatan 50 hingga 100 obat kritis di dalam negeri daripada mengandalkan impor. n SB/Rtr/E-9

Baca Juga: