Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan upayanya untuk mendorong transisi energi. Kini, Negeri Paman Sam terus mengembangkan potensi energi baru terbarukannya (EBT) melalui tenaga surya.

Pemerintah Presiden AS Joe Biden pada Senin (5/12) menyebut akan memulai proses untuk mengidentifikasi area baru untuk proses pengembangan tenaga surya di Amerika Serikat bagian Barat. Ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan perizinan proyek energi bersih di lahan publik untuk memerangi perubahan iklim.

Departemen Dalam Negeri AS (US Departement of Interior/DOI) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Biro Pengelolaan Lahan akan memperbarui rencana era mantan Presiden Obama yang menetapkan zona khusus untuk proyek tenaga surya berdasarkan akses ke transmisi, potensi energi matahari, dan melindungi sumber daya alam serta budaya.

Menurut Departemen Dalam Negeri AS, rencana terbaru itu akan mencerminkan kemajuan dalan teknologi surya, transmisi baru, dan tujuan energi bersih yang ambisius dari pemerintah. Selain itu, hal tersebut juga bisa berkembang di luar enam negara bagian yang telah masuk ke dalam rencana 2012 silam. Adapun keenamnya yakni Arizona, California, Colorado, Nevada, New Mexico, dan Utah.

Presiden Joe Biden mengungkapkan niatnya ingin mendekarbonisasi jaringan listrik AS pada tahun 2035 mendatang. Hal tersebut dinilai menjadi sesuati yang membutuhkan penyebaran cepat tenaga surya baru dalam jumlah besar.

Sementara itu, Departemen Dalam Negeri AS memiliki mandat kongres untuk mengizinkan 25 gigawatt energi terbarukan di tanah federal pada tahun 2025. Adapun badan tersebut mengatakan tengah memulai peninjauan terhadap tiga proyek baru di Arizona yang akan menambah gigawatt daya ke jaringan listrik.

Di bawah kepemimpinan Presiden Biden, Departemen Dalam Negeri AS telah berusaha untuk mengatasi kekhawatiran perusahaan di sektor angin dan matahari bahwa lahan publik kurang ramah terhadap pembangunan dibandingkan lahan pribadi. Sebab, lahan publik dinilai akan memakan biaya yang lebih tinggi dan perizinan yang lebih berat.

"Biro Pengelolaan Lahan bekerja dengan rajin untuk memastikan bahwa proses dan kecepatannya mempertahankan momentum yang kami lihat dari industri," kata Wakil Asisten Sekretaris Utama Departemen Dalam Negeri AS untuk Pengelolaan Lahan dan Mineral, Laura Daniel-Davis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Selasa (6/12).

Shannon Eddy, presiden dari Large Scale Solar Association, sebuah grup perdagangan industri, mengatakan dalam sebuah email bahwa dia "berharap proses baru ini dapat menghasilkan lebih banyak jalur untuk penempatan tenaga surya."

Baca Juga: