WASHINGTON - Pemerintahan Biden secara pribadi mendorong para pemimpin Ukraina untuk memberi sinyal negosiasi dengan Rusia dan tidak menolak untuk melakukan perundingan damai kecuali jika Presiden Rusia Vladimir Putin lengser dari kekuasaan, The Washington Post melaporkan, Sabtu (5/11).

Surat kabar ini mengutip seseorang yang paham dengan pembahasan yang mengatakan bahwa permintaan para pejabat AS tidak ditujukan untuk memaksa Ukraina ke meja perundingan, namun sebuah upaya untuk memastikan Kiev menjaga dukungan dari negara-negara yang menghadapi kekhawatiran akan perang yang berlarut-larut.

Surat kabar ini mengatakan, pembahasan menggambarkan kompleksitas posisi pemerintahan Biden terkait isu Ukraina, karena para pejabat AS secara publik menyerukan untuk mendukung Kiev dengan sejumlah besar bantuan 'untuk seberapa pun lamanya perang' sambil mengharapkan sebuah resolusi konflik yang telah berlangsung delapan bulan, yang berdampak pada ekonomi dunia dan memicu ketakutan akan perang nuklir.

The Post menyebutkan, para pejabat AS membagikan penilaian dari rekan-rekan Ukraina bahwa Putin saat ini tidak serius tentang perundingan, tetapi menyadari bahwa larangan Presiden Ukraina berbicara dengan Putin telah menjadi perhatian umum di Eropa, Afrika, dan Amerika Latin di mana dampak perang pada biaya pangan dan bahan bakar sangat terasa.

"Kelelahan Ukraina begitu dirasakan oleh beberapa rekan kita," The Post mengutip ucapan pejabat AS anonim.

Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih tidak segera memberi komentar ketika ditanya apakah laporan The Washington Post itu akurat. Juru bicara Departemen Luar Negeri merespons dengan mengatakan:

"Kami telah katakan sebelumnya dan akan mengatakannya lagi: 'Aksi berbicara lebih keras dari kata-kata'. Jika Rusia siap untuk berunding,mereka harus menghentikan bom dan rudal, serta menarik pasukannya dari Ukraina."

Baca Juga: