WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), pada Kamis (1/7), mengatakan peningkatan cepat kekuatan persenjataan nuklir Tiongkok cukup mengkhawatirkan. Untuk itu, diminta Beijing terlibat dengannya "dalam langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko perlombaan senjata yang tidak stabil".

Peningkatan persenjataan nuklir itu menjadi lebih sulit bagi Tiongkok untuk disembunyikan dan tampaknya itu menyimpang dari strategi nuklir puluhan tahun yang didasarkan pada pencegahan minimal, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.

Price menanggapi pertanyaan tentang laporan di Washington Post yang mengatakan bahwa Tiongkok telah mulai membangun lebih dari 100 silo rudal baru di daerah gurun di bagian barat negara itu.

"Laporan-laporan ini dan perkembangan lainnya menunjukkan bahwa persenjataan nuklir RRT akan tumbuh lebih cepat, dan ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang mungkin diantisipasi sebelumnya," kata Price.

Pengembangan ini mengkhawatirkan. Ini menimbulkan pertanyaan tentang niat RRT. Dan bagi AS, ini memperkuat pentingnya untuk mengejar langkah-langkah praktis dalam mengurangi risiko nuklir.

"Kami mendorong Beijing untuk terlibat dengan kami dalam langkah-langkah praktis untuk mengurangi risiko destabilisasi perlombaan senjata yang berpotensi menimbulkan destabilisasi ketegangan," lanjut Price.

Dia menambahkan bahwa itulah alasan Presiden Joe Biden memprioritaskan stabilitas strategis dalam keterlibatannya dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, dan menambahkan alasan yang sama akan berlaku untuk keterlibatan AS dengan negara bertenaga nuklir lain, RRT.

Pernyataan Xi Jinping

Price juga mengatakan Washington telah "mencatat" pernyataan pemimpin Tiongkok, Xi Jinping, pada upacara yang menandai peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis Tiongkok pada Kamis, tetapi "tidak akan mengomentari secara spesifik".

Dalam pidatonya, Xi memperingatkan bahwa pasukan asing yang mencoba menggertak Tiongkok akan "dipenggal kepalanya" dan berjanji untuk membangun militer Tiongkok.

Dia juga berkomitmen untuk "penyatuan kembali" Taiwan dengan Tiongkok dan mengatakan stabilitas sosial akan dijamin di Hong Kong sambil melindungi keamanan dan kedaulatan Tiongkok.

Laporan Washington Post mengutip gambar dan analisis satelit komersial dari James Martin Center for Nonproliferation Studies di Monterey, California. Laporan itu menyebutkan bahwa 119 lokasi konstruksi yang hampir identik berisi fitur yang mencerminkan fasilitas peluncuran untuk senjata rudal balistik berujung nuklir milik Tiongkok.

Dalam laporan tahun 2020 kepada Kongres, Pentagon memperkirakan persediaan hulu ledak nuklir Tiongkok di tingkat "rendah 200-an" dan mengatakan jumlah itu diperkirakan setidaknya meningkat dua kali lipat ketika Beijing memperluas dan memodernisasi pasukannya. n SB/AFP/Rtr/Ant/N-3

Baca Juga: