TIRANA - Nicolo Zaniolo memastikan AS Romameraih trofi dengan mencetak satu-satunya gol dalam kemenangan 1-0 atas Feyenoord pada final perdanaLiga Konferensi Europa, Kamis (26/5) dini hari WIB.
Pemain internasional Italia, Zaniolo, mencetak gol dengan penyelesaian bagus pada menit ke-32. Torehan itu memberi AS Roma trofi pertama sejak 2008 dan menutup musim pertama yang sukses bagi pelatih Jose Mourinho. Sang pelatih meneteskan air mata usai meraihtrofi kontinental kelimanya sebagai pelatih.
Itu menjadi yang pertama baginyasejak membawa Inter Milan meraih juara Liga Champions 12 tahun lalu. "Itu perjuangan nyata dan saya sangat senang," ujar Zaniolo kepada Sky.
"Itu mimpi saya dan sekarang terwujud," sambungnya. Roma memanfaatkan keberuntungan meski Feyenoord mendominasi permainan. Dua kali tendangan pemain Feye membentur mistar gawang di babak kedua.
Namun, Roma tetap solid dalam menghadapi dominasiklub asal Belanda itu. Lebih dari 50.000 pendukung Roma memadati Stadio Olimpico untuk menyaksikan tim kesayangan membuat sejarah di Albania. Ada sejumlah kecil suporter yang diizinkan masuk ke lapangan diStadion Nasional Tiranakarena kegirangan, begitu wasit Istvan Kovacs meniup peluit panjang.
"Kami tahu bahwa setelah kemenangan luar biasa ini, selalu sulit untuk memulai lagi. Tetapi tim yang sebenarnya menang, merayakannya, dan kemudian melaju lagi," ujar kapten Roma, Lorenzo Pellegrini. Untuk juara Piala Champions Eropa 1970,Feyenoord,ini kekalahan pertama pada final kompetisi Eropa serta menjadi kekalahan pertama dalam kompetisi kasta ketiga tersebut.
Torehkan Sejarah
Usai laga, Mourinho mengatakan bahwa dia dan Roma telah membuat sejarah."Saya sudah berada di Roma 11 bulan," ujar Mourinho kepada Sky. "Ini bukan pekerjaan mudah. Ini sejarah. Kami yang menulisnya," sambungnya. Kemenangan adalah gelar Eropa kelimanya dan menjadikannya pelatih pertama yang memenangkan semua kompetisi UEFA saat ini. Mourinho menegaskan tetap di Roma musim depan.
"Sayabertahan, tidak ada keraguan," jelasnya. Sekarang dia akan pergi berlibur dan melupakan semuanya untuk sementara waktu. Sementara itu, pelatih Feyenoord, Slot mengatakan tim asuhannya kurang beruntung.Babak pertama, Feyenoord cukup menguasai pertandingan. Namun ada masalah soal keputusan pemain serta pergerakan tanpa bola.
"Di babak kedua, kami lebih tajam, tapi membutuhkan sedikit keberuntungan. Kami tidak mendapatkan itu," ujar Slot. Feye memiliki waktu dan kesempatan untuk mencetak gol. Mungkin itu ada hubungannya dengan kualitas lawan.
"Di final menghadapi tim Italia sangat sulit untuk menciptakan peluang. Terlebih lagi ketika tim Italia tersebut dilatih Mourinho," tandas Slot.
Kekalahan ini membuat Feyenoord gagal meraih gelar juara Eropa setelah terakhir kali pada 2002 silam. Ketika itu, Feye memenangkan Piala UEFA dengan mengalahkan Borussia Dortmund 3-2 di partai final. ben/AFP/G-1