Setelah melanggar hukum internasional dengan membajak sebuah kapal kargo di Laut Merah, pemerintah AS kini sedang mempertimbangkan untuk menetapkan kembali pemberontak Houthi di Yaman sebagai organisasi teroris

WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan tengah mempertimbangkan untuk menetapkan kembali pemberontak Houthi di Yaman sebagai organisasi teroris setelah kelompok itu melanggar hukum internasional dengan membajak sebuah kapal kargo di Laut Merah.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengungkapkan perkembangan tersebut dalam konferensi pers pada Selasa (21/11).

"Kelompok Houthi menahan kapal kargo Galaxy Leader milik Inggris pada Minggu (19/11) ketika kapal tersebut sedang berlayar dekat Yaman di ujung selatan Semenanjung Arab. Kapal tersebut dioperasikan oleh Nippon Yusen, sebuah perusahaan Jepang yang juga dikenal sebagai NYK Line," lapor kantor berita NHK, Rabu (22/11).

Kelompok Houthi mengatakan kapal tersebut adalah kapal Israel dan pihaknya akan terus menargetkan kapal-kapal milik atau terkait dengan Israel.

Kirby menjelaskan bahwa mengingat adanya penargetan warga sipil baru-baru ini oleh Houthi dan sekarang pembajakan kapal di perairan internasional, AS telah memulai peninjauan terhadap kemungkinan penetapan sebagai organisasi teroris.

Pemerintah AS di bawah mantan Presiden Donald Trump sebelumnya telah menetapkan Houthi sebagai organisasi teroris pada Januari 2021.

Pemerintahan Presiden Joe Biden mencabut penetapan tersebut pada bulan berikutnya, dengan mengatakan hal itu dapat memperburuk krisis kemanusiaan di Yaman. NHK/I-1

Baca Juga: