WASHINGTON - Sejumlah penasihat di pemerintahan Amerikah Serikat (AS) tengah berdebat untuk menentukan siapa yang akan memperoleh suntikan penguat atau booster Covid-19 terbaru, dan kapan suntikan tersebut akan diberikan.

Suntikan yang disempurnakan oleh Pfizer dan pesaingnya Moderna itu menjanjikan warga AS peluang untuk memperoleh perlindungan mutakhir pada tahap kritis berikutnya dari pandemi Covid-19 yang masih melanda hingga saat ini.

AS masih mencatat puluhan ribu kasus virus korona dan sekitar 500 kematian setiap harinya. Angka itu diduga akan naik lagi pada musim gugur mendatang. Namun, warga AS hingga kini masih belum mengetahui tentang seberapa besar perlindungan yang akan mereka peroleh di tengah prediksi akan lonjakan kasus Covid-19 itu.

Pertanyaan lainnya juga menyeruak soal berapa lama seseorang harus menunggu untuk mendapatkan manfaat dari booster versi terbaru, setelah mereka menerima vaksin penguat yang terakhir.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), telah memberi otorisasi suntikan vaksin gabungan, yang mencakup setengah dosis vaksin asli dan setengah dosis dari vaksin khusus untuk melawan varian Omicron BA.4 dan BA.5. Kedua varian Omicron terbaru itu menjadi penyebab hampir semua infeksi Covid-19 yang terjadi saat ini.

Telah Dimodifikasi

FDA memberi izin penggunaan booster baru itu berdasarkan hasil percobaan klinis dari resep vaksin yang telah dimodifikasi, termasuk percobaan suntikan yang dilakukan oleh perusahaan pembuat vaksin yang menarget varian Omicron yang lebih awal, yang terbukti aman dan mampu meningkatkan antibodi untuk melawan virus.

Dibanding menunggu beberapa bulan lagi untuk memperoleh hasil yang lebih banyak dari pengujian terhadap manusia dalam penggunaan jenis vaksin untuk melawan varian BA.5, lembaga tersebut (FDA) menerima hasil pengujian yang dilakukan terhadap tikus, di mana hasilnya memperlihatkan bahwa suntikan yang telah dimodifikasi itu mampu menghasilkan respons kekebalan yang baik.

"Kami mengukur tanggapan kekebalan dan kesimpulan efektivitasnya karena kami mengobservasi bahwa tanggapan kekebalan benar-benar berkorelasi dengan perlindungan terhadap penyakit," kata Jacqueline Miller dari Moderna.

Penasihat dari Pusat Pengedalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mulai mempertimbangkan bagaimana sebaiknya memanfaatkan versi terbaru dari vaksin penguat itu. Keputusan akhir CDC merupakan langkah akhir sebelum program vaksinasi baru tersebut akan dimulai.

Untuk mengatasi Covid-19, para peneliti di Tiongkok mengembangkan sebuah nanomaterial yang bisa mengatasi lonjakan berbagai jenis virus SARS-CoV-2, termasuk Delta dan Omicron.

Hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal Nature Nanotechnology baru-baru ini mengungkapkan senyawa nano dua dimensi sangat tipis yang terdiri dari kuprum, indium, fosfor, dan sulfur (CIPS) berfungsi sebagai material baru yang mampu memberantas infeksi SARS-CoV-2.

Nanomaterial adalah material yang memiliki struktur berdimensi sangat kecil yakni berkisar antara 1-100 nanometer. Para peneliti dari Chinese Academy of Sciences (CAS) mengembangkan nanomaterial tersebut dan mekanisme antivirus, tulis media resmi Tiongkok.

Baca Juga: