JAKARTA - Amerika Serikat telah menghentikan seluruh armada helikopter V-22 Osprey setelah sebuah laporan mengatakan kecelakaan di lepas pantai Jepang pekan lalu yang menewaskan delapan awak, terjadi akibat kegagalan fungsi.

Dikutip dari BBC, pejabat Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS mengatakan telah mengambil langkah "untuk mengurangi risiko sementara penyelidikan terus berlanjut".

Belum semua jenazah tentara yang tewas dalam kecelakaan itu ditemukan.

Jepang juga menghentikan 14 armada Osprey setelah kecelakaan tersebut.

Jepang adalah satu-satunya negara yang diketahui mengoperasikan Osprey, baik sebagai helikopter maupun pesawat dengan baling-baling.

Angkatan Udara AS mengatakan armada Amerika diperkirakan akan tetap dilarang terbang sampai penyelidikannya selesai. Tidak disebutkan berapa lama waktu yang dibutuhkan.

"Penarikan ini akan memberikan waktu dan ruang bagi penyelidikan menyeluruh guna menentukan faktor penyebab dan rekomendasi untuk memastikan armada CV-22 kembali beroperasi," kata Komando Operasi Khusus AU AS dalam pernyataannya, Rabu (6/12).

Saat kecelakaan terjadi, Osprey sedang dalam penerbangan pelatihan dari pangkalan udara Korps Marinir AS di Prefektur Yamaguchi dan sedang menuju Pangkalan Udara Kadena di Okinawa.

Saksi mata mengatakan pesawat itu terbalik dan terbakar sebelum jatuh di lepas pantai.

Enam jenazah telah ditemukan dari delapan orang yang dinyatakan tewas dalam kecelakaan itu.

"Pengabdian terhormat delapan penerbang ini kepada negara tidak akan pernah terlupakan, karena mereka kini termasuk di antara para raksasa yang membentuk sejarah kita," kata Letjen Tony Bauernfeind, Komandan Operasi Khusus Angkatan Udara AS.

Osprey - kendaraan yang dirancang untuk lepas landas dan mendarat seperti helikopter tetapi melaju cepat seperti pesawat sayap tetap - digunakan oleh Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir AS. Lebih dari 400 unit saat ini sedang dalam pelayanan.

Pertama kali diperkenalkan pada 2007 setelah beberapa dekade pengujian, Ospreys mendapat sorotan karena terlibat dalam beberapa kecelakaan fatal selama bertugas.

Lebih dari 50 anggota militer tewas dalam uji penerbangan Osprey atau penerbangan pelatihan.

Pada Agustus lalu, Osprey jatuh saat latihan militer di Australia, menewaskan tiga Marinir AS dan melukai 20 lainnya. Kejadian itu masih dalam penyelidikan.

Kecelakaan lain yang melibatkan Osprey di gurun California tahun lalu menyebabkan kematian lima marinir.

Awal tahun ini, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan Marinir melarang terbang beberapa V-22 Osprey karena masalah kopling keras tiltrotor.

Baca Juga: