AS dan Korsel makin mengukuhkan aliansi bilateral setelah dilaksanakannya pertemuan 2+2 antara menlu dan menhan kedua negara. Lewat aliansi ini, Seoul ingin denuklirisasi sepenuhnya dan perdamaian yang permanen di Semenanjung Korea bisa terwujud.

SEOUL - Menteri luar negeri serta menteri pertahanan Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) usai menggelar pertemuan 2+2 di Seoul, Korsel, bertekad untuk terus perkuat aliansi bilateral. Hal ini ditegaskan setelah kedua negara secara resmi mengadopsi pernyataan bersama yang isinya membahas aliansi Korsel-AS, isu di Semenanjung Korea, rencana kolaborasi wilayah, serta wacana kolaborasi sedunia.

Pada pernyataan bersama ini, Korsel dan AS menegaskan bahwa ketegangan nuklir dan ancaman misil balistik dari Korea Utara (Korut) merupakan perhatian utama kedua pihak, serta kedua negara kembali menegaskan bahwa akan menangani dan menyelesaikan isu ini secara bersama-sama.

Terkait denuklirisasi Semenanjung Korea ini, kedua pihak juga sepaham bahwa pembahasan dan pelaksanaan kebijakan terhadap Korut akan dilaksanakan setelah dirampung pengaturan oleh Seoul dan Washington DC secara sempurna.

Mengenai isu-isu terkait wilayah, kedua pihak mengkonfirmasi pentingnya kolaborasi trilateral antara Korsel, AS, dan Jepang. Selain itu kedua pihak juga mendeklarasikan perjanjian bilateral yang menolak segala hal yang merusak ketertiban dunia.

Korsel dan AS juga menyatakan pihaknya akan selalu memperhatikan peran penting pasukan militer AS untuk Korsel dalam upaya mempertahankan perdamaian dan kestabilan Semenanjung Korea dan sekitarnya.

Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa Tiongkok harus berperan kritis dalam membujuk Korut untuk melakukan denuklirisasi serta mengingatkan kembali kewajiban Beijing untuk sepenuhnya menegakkan sanksi terhadap Pyongyang.

Blinken membuat pernyataan itu dalam konferensi pers setelah perundingan 2+2 di Seoul yang melibatkan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Korsel, Chung Eui-yong, dan Menteri Pertahanan Suh Wook.

"Beijing harus turut dalam membantu mewujudkan denuklirisasi di Korut," kata Blinken. "Karena (senjata nuklir) ini adalah sumber ketidakstabilan, marabahaya dan jelas merupakan ancaman bagi kami dan mitra kami," imbuh dia.

Beberapa jam sebelum pertemuan di Seoul, Wakil Menlu Korut, Choe Son-hui, mengatakan Pyongyang akan terus mengabaikan setiap kontak dari AS kecuali Washington DC mau mengakhiri kebijakan permusuhan terhadap Pyongyang.

Temui Presiden Moon

Seruan denuklirisasi dan tercapainya perdamaian abadi di Semenanjung Korea juga dicetuskan Presiden Korsel, Moon Jae-in, saat ia bertemu dengan Menlu Blinken dan Menhan Austin.

"Korsel dan AS akan tetap menjaga kerja sama yang erat demi denuklirisasi sepenuhnya dan perdamaian yang permanen di Semenanjung Korea," kata Presiden Moon

Presiden Korsel itu pun menambahkan bahwa aliansi Seoul-Washington DC adalah kunci perdamaian dan kemakmuran di kawasan Semenanjung Korea dan di kawasan Asia timur laut apalagi setelah bermitra selama 70 tahun, kedua negara memiliki nilai dan filsafat yang sama dalam menanggulangi tantangan bersama.

Presiden Moon juga mengatakan bahwa pihaknya menyambut pemulihan orientasi pemerintah AS yang menghargai aliansi dan diplomasi, apalagi masyarakat internasional pun telah menyuarakan harapan yang amat besar atas kepemimpinan AS. SB/AFP/Yonhap/I-1

Baca Juga: