JAKARTA - Pemerintah AS menjatuhkan sanksi terhadap tiga pejabat senior Korea Utara sebagai respons atas rangkaian ujicoba senjata yang dilakukan tahun ini.Ketiganya dituduh terlibat langsung dalam program rudal balistik negara itu.

Departemen Keuangan AS mengeluarkan hukuman baru pada Kamis (1/12) untuk Jon Il Ho, Yu Jin, dan Kim Su Gil karena hubungan mereka dengan "pengembangan senjata pemusnah missal". Semua aset milik mereka yang berada di AS dibekukan.

"Tindakan ini menyusul peluncuran lebih dari 60 rudal balistik DPRK yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk uji coba sejumlah rudal balistik antarbenua (ICBM)," kataMenteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan.

Blinken mengatakan, AS bekerja"dalam koordinasi yang erat"dengan Tokyo dan Seoul dalam merancang sanksi tersebut. Uni Eropa, kata dia, juga akan memberlakukan sanksi serupa pada April mendatang.

Menurut RT, meski Jon dan Yu disebut telah memainkan"peran utama"dalam program rudal Korea Utara, Departemen Keuangan AS tidak merinci bagaimana mereka terlibat, hanya menyatakan bahwa mereka"secara pribadi menghadiri berbagai peluncuran rudal balistik"sejak 2017.

Sementara Kim Su Gil konon mengawasi keputusan terkait senjata pemusnah massal saat menjabat sebagai direktur Biro Politik Umum Angkatan Darat antara 2018 dan 2021. Namun, setelah meninggalkan posisi itu hampir satu tahun yang lalu, departemen tersebut hanya sedikit menjelaskan mengapa Kim dimasukkan dalam sanksi terbaru.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan mengatakan telah menjatuhkan hukuman terhadap tujuh orang lainnya pada Kamis (1/12), sebagai tanggapan atas"meningkatnya ancaman nuklir dan rudal Korea Utara."

Seorang warga negara Taiwan dan Singapura dimasukkan dalam daftar hitam Seoul, masing-masing sudah berada di bawah sanksi Amerika.Jepang juga menjatuhkan sanksi satu orang dan tiga entitas yang diduga terkait dengan pemerintah Korea Utara.

Sementara Jepang mengatakan dalam merespons tindakan provokatif Pyongyang, pihaknya membekukan asset-aset milik tiga entitas Korea Utara, yakni Korea Haegumgang Trading Corp, Korea Namgang Trading Corp, dan Lazarus Group, serta satu orang individu Kim Su Il.

Washington mengecam uji coba senjata tahun ini dan bersikeras bahwa Korea Utara harus menyerahkan seluruh persenjataan nuklirnya. Sementara Pyongyang menyatakan, program misilnya hanya untuk tujuan pertahanan.

DPRK berulang kali mengutuk latihan militer gabungan AS-Korea Selatan di wilayah tersebut, menganggap latihan-latihan itu sebagai persiapan untuk serangan dan berpendapat bahwa demonstrasi misil, roket, dan artileri adalah respons yang dapat dibenarkan.

Baca Juga: