WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bertemu dengan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, di Gedung Putih, Washington DC, pada Jumat (21/5). Keduanya bertemu untuk fokus membahas strategi aliansi di kawasan Asia dalam mengantisipasi tantangan dari kebangkitan kekuatan Tiongkok dan krisis senjata nuklir Korea Utara (Korut).

Terkait bahasan kedua isu ini, pemerintahan AS mengakui bahwa mereka tak memiliki jawaban solusi yang mudah.

"Tujuan dari pertemuan bilateral ini adalah untuk memahami bahwa proses ini kemungkinan besar akan menantang dan untuk memberikan diri kami fleksibilitas secara maksimal," ungkap seorang pejabat senior Gedung Putih yang menangani urusan persenjataan nuklir Korut.

Dengan latar belakang itu, fokus utama Washington DC adalah membangun kembali aliansi tradisional AS di kawasan itu, terutama dengan Korsel dan Jepang. Presiden Biden menyadari bahwa bertopang pada aliansi demokratis merupakan inti untuk mempertahankan supremasi AS.

Kunjungan Presiden Moon ke Washington DC untuk menemui Presiden Biden itu dilakukan setelah pada April lalu Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, juga melakukan lawatan ke AS.

Hubungan AS-Korsel adalah kunci keamanan dan kemakmuran bagi kawasan Asia timur laut dan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," kata pejabat Gedung Putih yang minta jati dirinya dirahasiakan. "Presiden Biden akan menegaskan kembali komitmen solid itu," imbuh dia.

Denuklirisasi Korea

Selian membahas soal penguatan aliansi di Asia, Biden dan Moon pun merundingkan soal manuver Tiongkok terhadap Taiwan serta upaya untuk mendesak Korut menyudahi persenjataan nuklirnya (denuklirisasi).

Saat ditanya oleh awak media menyangkut ancaman yang dihadapi Taiwan, pejabat Gedung Putih itu mengatakan bahwa akan ada rujukan terkait keamanan regional secara umum dan upaya-upaya bagi pemeliharaan perdamaian.

Sedangkan terkait dengan ancaman dari Korut, pejabat Gedung Putih itu menyatakan tujuan utama AS tetap sama yaitu denuklirisasi sepenuhnya di Semenanjung Korea.

"Gedung Putih amat menyadari bahwa upaya-upaya yang telah diambil pada pemerintahan AS sebelumnya tak mudah dan tak membuahkan hasil. Kami belajar dari semua," ungkap pejabat itu. "Saat ini Gedung Putih lebih condong untuk melakukan pendekatan praktis yang terkalibrasi yang intinya lebih realistis dan membuka wawasan," imbuh dia.

Saat awak media bertanya apakah Biden akan mengikuti jejak mantan Presiden Donald Trump untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un, juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan bahwa hal itu bukanlah agenda utama dari Presiden Biden. SB/AFP/I-1

Baca Juga: