JAKARTA - Para pemimpin pertahanan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan memperingatkan Pyongyang bahwa setiap penggunaan senjata nuklir yang dilakukan oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, akan menjadi "akhir" rezimnya.
"Menteri Pertahanan AS, (Lloyd) Austin dan saya menegaskan bahwa setiap serangan nuklir (yang dilakukan) oleh Korea Utara, termasuk penggunaan senjata nuklir taktis, tidak dapat diterima dan akan berakibat berakhirnya rezim Kim Jung Un dengan tanggapan aliansi yang luar biasa dan tegas," ujar Menteri Pertahanan Nasional Korea Selatan, Lee Jong-sup kepada wartawan di Pentagon, seperti dikutip VOA, Jumat (4/11).
Untuk menunjukkan solidaritas, kedua pemimpin pertahanan tersebut juga mengumumkan pada Kamis (3/11) bahwa mereka memperpanjang latihan militer bersama, Vigilant Storm, yang sedang berlangsung pada Jumat, dan akan berakhir pada Sabtu.
"Saya berkonsultasi dengan Menteri Lee, dan kami telah memutuskan untuk memperpanjang Vigilant Storm, yang merupakan latihan gabungan panjang yang sudah kami jadwalkan, untuk lebih meningkatkan kesiapan dan kemampuan dua sistem kami secara harmonis," kata Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dalam konferensi pers gabungan.
Sekitar 240 pesawat ikut diturunkan dalam latihan itu, bersama dengan ribuan tentara AS dan Korea Selatan.
Juru Bicara Pentagon Letnan Kolonel Martin Meiners mengatakan kepada VOA, latihan udara itu diperpanjang hingga 5 November.