DUBAI - Dua pesawat pembom Amerika Serikat, B-52, terbang di langit Timur Tengah (Timteng) pada Minggu (7/3) waktu setempat. Dua B-52s ini diterbangkan dari Pangkalan Udara Minot di North Dakota.

Penerbangan tersebut bertujuan untuk memperingatkan dan mencegah agresi Iran serta meyakinkan mitra dan sekutu tentang komitmen militer AS terhadap keamanan di wilayah tersebut.

Hingga bulan Maret ini, militer AS telah empat kali mengirimkan pesawat bomber ke Timur Tengah. Pengiriman terbaru ini juga merupakan yang kedua kalinya di bawah pemerintahan Joe Biden.

Kini, di bawah pemerintahan Biden, AS mulai menunjukkan niat untuk kembali ke kesepakatan nuklir jika Iran mematuhi batasan program nuklir sesuai dengan kesepakatan.

Sayangnya, niat baik ini tidak disambut cukup baik oleh Iran. Belakangan, milisi Irak yang diduga mendapat dukungan Iran bahkan semakin gencar melancarkan serangan ke sejumlah fasilitas milik AS di Baghdad.

Tidak tinggal diam, bulan lalu, AS melancarkan serangan udara tepat di atas perbatasan ke Suriah sebagai pembalasan. Serangan seperti ini kemungkinan masih akan terus terjadi hingga kesepakatan nuklir kembali tercapai antara kedua negara.

Selain dikawal oleh empat jet tempur F-15 Israel, sejumlah pesawat tempur dari Arab Saudi dan Qatar juga mengawal pesawat pengebom AS itu saat pesawat tersebut terbang melalui wilayah udara masing-masing negara.

Mengudaranya pesawat pengebom B-52s milik AS di kawasan Timur Tengah itu menjadi manuver ketujuh yang dilakukan dalam enam bulan terakhir. Namun, ini menandai momen pertama saat jet tempur Israel difoto tengah mengudara mendampingi pesawat pengebom AS.

Keputusan Presiden Donald Trump pada tahun 2018 untuk secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan dunia memicu sejumlah aktivitas militer di kawasan tersebut.

n SB/AFP/P-4

Baca Juga: