WASHINGTON DC - Militer Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (2/11) mengatakan bahwa pesawat bomber B-52 telah tiba di Timur Tengah, sehari setelah Washington DC mengumumkan pengerahan pesawat tersebut sebagai peringatan terhadap Iran.
"Pesawat bomber strategis B-52 Stratofortress dari Wing ke-5 Pangkalan Angkatan Udara Minot tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS," kata komando militer untuk Timur Tengah dan negara-negara sekitarnya dalam sebuah postingan di media sosial.
Sebelumnya pada Jumat (1/11) malam, AS mengumumkan bahwa mereka akan mengerahkan aset militer tambahan seperti pesawat bomber, pesawat tempur dan pengisian bahan bakar, serta kapal perusak pertahanan misil balistik ke Timur Tengah, yang berfungsi sebagai peringatan bagi Iran ketika negara itu dan Israel saling melakukan serangan balasan.
Aset militer tambahan ini dikirimkan berdasarkan pengerahan pertahanan AS sebelumnya ke Timur Tengah untuk mendukung Israel, termasuk sistem pertahanan misil THAAD yang dikerahkan ke negara tersebut akhir bulan lalu, yang dioperasikan oleh pasukan Amerika di lapangan.
"Jika Iran, mitranya, atau proksinya menggunakan momen ini untuk menargetkan personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, AS akan mengambil setiap tindakan yang diperlukan untuk membela rakyat kami," kata juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder, dalam sebuah pernyataan tentang pengerahan tersebut, seraya mengatakan bahwa pasukan baru akan mulai berdatangan dalam beberapa bulan mendatang.
Pengerahan aset militer tambahan AS ini dikirimkan saat armada tempur kapal induk Abraham Lincoln bersiap meninggalkan kawasan tersebut. Penarikan kapal induk Lincoln akan menciptakan kesenjangan kapal induk hingga kapal induk lain akan dikirim ke Timur Tengah.
Dalam setahun terakhir sebenarnya AS telah menempatkan sebanyak dua kapal induk di Timur Tengah ketika ketegangan meningkat sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada Oktober 2023.
Janji Perlindungan
Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada 26 Oktober lalu yang menghantam infrastruktur militer sembari menjauhi lokasi nuklir dan minyak penting, serta pemimpin tertinggi negara itu telah berjanji bahwa Teheran akan membalas serangan Israel.
Iran telah melancarkan dua serangan besar terhadap Israel pada tahun 2024, satu pada bulan April setelah serangan terhadap konsulatnya di Damaskus yang disalahkan pada Israel, dan lainnya pada bulan Oktober yang menurut Teheran merupakan respons terhadap pembunuhan para pemimpin kelompok bersenjata yang didukungnya di Timur Tengah.
Para pengamat memperingatkan operasi militer yang berkelanjutan antara kedua negara yang bersaing di kawasan itu dapat meningkat lebih jauh. AFP/I-1