PHNOM PENH - Kamboja pada Kamis (22/8) menyambut baik kembalinya sejumlah patung Buddha dan Hindu yang diperdagangkan dari para kolektor dan museum di Amerika Serikat (AS).
Dalam beberapa tahun terakhir, Kamboja telah bekerja sama dengan para pejabat AS untuk mengamankan pengembalian ratusan artefak budaya yang berharga yang banyak di antaranya dicuri dan diekspor secara ilegal.
Pengembalian terbaru adalah 70 benda Khmer termasuk patung batu prajurit mitos dari epos Hindu Mahabharata dan Dewa Siwa dan Uma, serta kepala perunggu.
"Baru-baru ini, total 70 benda budaya Khmer telah dipulangkan ke Kamboja melalui berbagai proses berbeda, termasuk pengembalian sukarela, negosiasi, penyitaan, dan proses hukum," demikian pernyataan Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja.
Perdana Menteri Kamboja, Hun Manet, memimpin upacara penyambutan barang-barang bersejarah tersebut."Perdamaian telah memberikan peluang besar bagi negara kami untuk mengembalikan jiwa leluhur dan harta berharga ke tanah air. Harta budaya yang merupakan warisan nenek moyang kita ini bertahun-tahun hilang dari tanah air akibat perang, pencurian, dan perdagangan ilegal ke luar negeri," ujar PM Hun Manet. "Artefak kuno yang dikembalikan ini tak ternilai harganya bagi masyarakat Kamboja, yang merupakan pemilik sah kekayaan budaya ini," imbuh dia.
PM Hun Manet mengatakan sejak tahun 1996 hingga saat ini, Kamboja telah merebut kembali 1.098 barang antik yang dijarah dari negara-negara termasuk AS, Prancis, Australia, Inggris, Thailand, Jepang, Indonesia, Belanda, Swiss, Kanada, Denmark, Jerman, Hungaria, dan Norwegia.
Negosiasi
Menteri Kebudayaan dan Seni Rupa, Phoeurng Sackona, mengatakan sebagian besar warisan budaya Kamboja telah dipulangkan selama lima tahun terakhir melalui serangkaian negosiasi, kasus pengadilan, dan pengembalian sukarela.
Dia mengatakan di antara kekayaan budaya Khmer yang dikembalikan, terdapat beberapa mahakarya penting Hindu dan Buddha dari masa pra-Angkor dan Angkor, terutama patung batu yang tak ternilai harganya seperti prajurit mitos dari epos Hindu Mahabharata, patung Siwa dan Uma, dan patung Khmer Ardhanarishvara dari ibu kota kuno Koh Ker, serta kepala perunggu Lokeshvara, yang telah disatukan kembali dengan tubuhnya di Museum Nasional Phnom Penh setelah dipisahkan selama beberapa dekade karena perang dan perdagangan gelap.
"Rakyat Kamboja bangga dan gembira atas kembalinya harta nasional yang mewakili jiwa dan identitas leluhur kita, di bawah payung perdamaian dan pembangunan," ujar dia.
Ketika Kamboja dilanda perang saudara dan genosida oleh rezim Khmer Merah pada tahun 1970an, ribuan barang antik dijarah dan dijual melalui pedagang di Thailand dan Hong Kong kepada pembeli kaya dan museum di Eropa dan AS.
Mendiang penyelundup barang antik asal Inggris, Douglas Latchford, dianggap bertanggung jawab atas sebagian besar perdagangan peninggalan Kamboja.
Latchford meninggal pada tahun 2020 saat menunggu persidangan di AS atas tuduhan perdagangan seni, dan keluarganya telah bekerja sama dengan pihak berwenang untuk membantu mengembalikan banyak barang antik Khmer.
"Artefak-artefak ini dikembalikan dari berbagai koleksi seperti dari keluarga Lindemann, Jim Clark, Museum Seni Metropolitan di New York, dan kolektor pribadi lainnya di AS," ungkap Kementerian Kebudayaan dan Seni Rupa Kamboja.AFP/Xinhua/I-1