WASHINGTON - Gedung Putih, pada Kamis (22/7), mengaku "sangat kecewa" dengan keputusan Tiongkok yang menolak rencana penyelidikan tahap kedua tentang asal-usul virus korona oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pada Mei, Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, memerintahkan pembantunya untuk menemukan jawaban pertanyaan tentang asal mula Covid-19. Pada saat itu, ia mengungkapkan bahwa badan intelijen AS sedang mengejar teori saingan yang kemungkinan mencakup kebocoran laboratorium di Tiongkok.
WHO, pada Juli ini, mengusulkan studi tahap kedua asal mula Covid-19 di Tiongkok, termasuk audit laboratorium dan pasar di Kota Wuhan, dan meminta keterbukaan informasi dari pihak berwenang. Biden mendukung penyelidikan tersebut selain investigasi versinya sendiri.
Menghalangi Penyelidikan
Namun, Tiongkok tidak memenuhi kewajibannya dengan berupaya menghalangi penyelidikan lebih lanjut, kata Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, dalam konferensi pers.
"Sikap mereka tak bertanggung jawab dan, terus terang, berbahaya," katanya.
Kasus Covid-19 yang pertama kali diketahui muncul di Kota Wuhan, Tiongkok, tengah pada Desember 2019. Virus itu mulanya diyakini menginfeksi manusia dari hewan yang dijual sebagai makanan di sebuah pasar kota.
Tiongkok, pada Kamis (22/7), menolak rencana WHO yang akan menggelar penyelidikan tahap kedua tentang asal-usul virus korona. Pejabat lembaga kesehatan terkemuka mengatakan tindakan ini mencakup hipotesis bahwa virus itu bisa lolos dari laboratorium di Tiongkok.
Bulan ini, WHO mengusulkan studi fase kedua tentang asal-usul virus korona di Tiongkok, termasuk audit laboratorium dan pasar di Kota Wuhan, sekaligus menyerukan transparansi dari pihak berwenang.
"Kami tidak akan menerima rencana penelusuran asal seperti itu. Dalam beberapa aspek, mengabaikan akal sehat dan menentang ilmu pengetahuan," kata Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional (NHC), Zeng Yixin, kepada wartawan.
Zeng mengaku terkejut ketika pertama kali membaca rencana WHO karena mencantumkan hipotesis bahwa pelanggaran protokol laboratorium Tiongkok telah menyebabkan virus itu bocor selama penelitian.
Sebelumnya, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Juli, mengatakan penyelidikan asal mula pandemi Covid-19 di Tiongkok terhambat oleh kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran di sana.
Zeng menegaskan kembali posisi Tiongkok bahwa beberapa data tidak dapat sepenuhnya dibagikan karena masalah kerahasiaan.
"Kami berharap WHO secara serius meninjau pertimbangan dan saran yang dibuat oleh para ahli Tiongkok dan benar-benar memperlakukan penelusuran asal virus korona sebagai masalah ilmiah, dan menyingkirkan campur tangan politik. Tiongkok menentang politisasi penelitian ini," kata Zeng.
n SB/Rtr/N-3