NEW YORK - Pihak berwenang AS sedang menyelidiki Meta atas perannya dalam penjualan obat-obatan terlarang, The Wall Street Journal melaporkan pada hari Sabtu (16/3).

Mengutip dokumen dan orang-orang yang dekat dengan masalah ini, harian bisnis Amerika tersebut mengatakan jaksa di negara bagian Virginia, AS bagian selatan, sedang menyelidiki apakah platform media sosial perusahaan tersebut memfasilitasi dan mengambil keuntungan dari penjualan obat-obatan terlarang.

Jaksa telah meminta catatan tentang "konten obat-obatan terlarang di platform Meta dan/atau penjualan obat-obatan terlarang melalui platform Meta," menurut salinan panggilan pengadilan yang ditinjau oleh The Wall Street Journal.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) telah membantu penyelidikan ini, surat kabar itu melaporkan.

"Penjualan obat-obatan terlarang melanggar kebijakan kami dan kami berupaya menemukan dan menghapus konten ini dari layanan kami," kata Meta kepada Journal dalam sebuah pernyataan. Pihaknya "secara proaktif bekerja sama" dengan penegak hukum untuk membantu memerangi penjualan obat-obatan terlarang. .

Dihubungi oleh AFP pada Sabtu pagi, baik FDA maupun Meta tidak mau berkomentar.

Pada hari Jumat, Nick Clegg, presiden urusan global di Meta, mengatakan perusahaannya telah bergabung dalam upaya bersama Departemen Luar Negeri AS, PBB dan Snapchat untuk membantu mengganggu penjualan obat-obatan sintetis secara online dan mendidik pengguna tentang risikonya.

"Epidemi opioid adalah masalah kesehatan masyarakat utama yang memerlukan tindakan dari seluruh lapisan masyarakat AS," tulis Clegg di X.

Lebih dari 700.000 orang meninggal karena overdosis opioid antara tahun 1999 dan 2022, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS.

Baca Juga: