WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada Rabu (5/8) menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang memperluas program Clean Network dengan menyingkirkan aplikasi telepon seluler buatan Tiongkok serta layanan komputasi awan (cloud) yang diklaimnya sebagai risiko keamanan.

Clean Network adalah sebuah inisiatif dari Kementerian Luar Negeri AS yang diumumkan pada 29 April lalu, terkait upaya dari pemerintah pimpinan Presiden Donald Trump untuk menjaga privasi warga AS serta informasi yang amat sensitif dari perusahaan AS dari gangguan agresif oleh aktor jahat seperti Partai Komunis Tiongkok (PKT).

"AS akan melarangaplikasi asal Tiongkok yang tidak terpercaya dari platform distribusi aplikasi operator seluler dan pembuat ponsel AS," ucap Menlu Pompeo. "Aplikasi dengan perusahaan induk yang berbasis di Tiongkok seperti TikTok, WeChat, dan lainnya, merupakan ancaman yang signifikan terhadap data pribadi warga AS, apalagi jika ada alat sensor bagi konten soal PKT," imbuh dia.

Menlu Pompeo jugamenambahkan bahwa AS juga akan memblokir aplikasi buatan AS yang tersedia untuk diunduh bagi ponsel buatanTiongkokdan bagi peralatan nirkabel dari perusahaan raksasa global seperti Huawei dan produsen teknologi lainnya.

"Kami tidak ingin ada perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia seperti Huawei atau perusahaan yang jadi alat pengawasan bagi PKT," tegas Menlu AS itu.

Dalam pernyataannya, Pompeo juga mengatakan bahwa pemerintah AS akan berupaya untuk membatasi kemampuan penyedia layanan (provider) Tiongkok untuk mengumpulkan, menyimpan dan memproses data sensitif dari AS. Secara spesifik, Pompeo menyebutkan pihak penyedia layanan itu adalah perusahaan raksasa teknologi Alibaba, Baidu, dan Tencent.

Cegah Dominasi

Pernyataan Menlu Pompeo itu dilontarkan dua hari setelah Presiden Donald Trump mendesak agar perusahaan teknologi Tiongkok, ByteDance, untuk menjual aplikasi media sosial TikTok yang sangat populer ke perusahaan AS. Jika hal itu tak terjadi, maka aplikasi media sosial itu akan diblokir di seluruh wilayah AS pada pertengahan September.

Washington DC mengatakan bahwa TikTok telah mengumpulkan sejumlah besar data pribadi dari ratusan juta penggunanya dan data itu dapat diberikan ke intelijen Tiongkok.

Program Clean Network pada intinya adalah inisiatif multinegara untuk mencegah Huawei dan pemasok telekomunikasi Tiongkok lainnya untuk mendominasi layanan telekomunikasi nirkabel generasi berikutnya atau 5G. AS mengatakan teknologi Huawei dapat membuka pintu bagi intelijen Tiongkok agar dengan mudah memanfaatkan jaringan komunikasi di negara lain. Pemerintah AS telah melarang peralatan Huawei dan sangat melarang otoritas dan bisnis di seluruh negeri untuk menggunakannya.

Duta Besar Tiongkok di London, Liu Xiaoming, mengutuk program Clean Network sebagai sebuah tindak penindasan dan menyebutnya bertentangan dengan prinsip ideal dari perdagangan bebas. "Intimidasi AS terhadap masalah 5G tidak hanya merusak regulasi perdagangan internasional yang adil, tetapi juga merusak lingkungan pasar global yang bebas. AS sama sekali tidak memenuhi syarat untuk membangun apa yang disebut sebagai Clean Network itu," cuit Dubes Liu di media sosial pada Rabu lalu.SB/AFP/I-1

Baca Juga: