WASHINGTON - Komando Pusat Amerika Serikat atau Central Command (Centcom) mengatakan kelompok Houti Yaman telah melancarkan 27 serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah sejak 19 November 2023.

Pada Kamis (11/1), kelompok bersenjata Houthi yang didukung Iran meluncurkan rudal balistik anti-kapal dari wilayah Yaman yang dikuasainya ke jalur pelayaran internasional di Laut Merah.

"Pada 11 Januari sekitar pukul 02.00 pagi waktu Sana'a, kelompok Houthi yang didukung Iran menembakkan rudal balistik anti-kapal dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman ke jalur pelayaran internasional di Teluk Aden," kata Centcom di X pada Jumat (12/1).

Seperti dikutip dari Antara, sebuah kapal komersial melihat rudal Houthi itu jatuh ke laut tanpa menyebabkan korban atau kerusakan. "Ini adalah serangan ke-27 Houthi terhadap pelayaran internasional sejak 19 November," kata Centcom.

Serangan itu terjadi satu hari setelah Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengesahkan resolusi yang mengecam dan menuntut penghentian segera serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Dikutip dari France 24, Houthi telah menguasai sebagian besar Yaman sejak perang saudara meletus pada tahun 2014 dan merupakan bagian dari poros perlawanan yang didukung Iran melawan Israel.

Atas kondisi tersebut, dilakukan serangan udara besar-besaran oleh AS dan Inggris menghantam sasaran-sasaran di Yaman yang dikuasai pemberontak, Jumat (12/1) pagi.

Presiden AS, Joe Biden, menyebut serangan AS dan Inggris sebagai tindakan defensif setelah serangan di Laut Merah dan mengatakan ia tidak akan ragu untuk memerintahkan tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan.

Libatkan Jet Tempur

Menurut Komando Pusat Angkatan Udara AS, dalam sebuah pernyataan, serangan itu melibatkan jet tempur dan rudal Tomahawk, dan enam puluh sasaran di 16 lokasi Houthi terkena lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi.

"Hari ini, atas arahan saya, pasukan militer AS, bersama dengan Inggris dan dengan dukungan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda, berhasil melakukan serangan terhadap sejumlah sasaran di Yaman yang digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membahayakan kebebasan bernavigasi di salah satu jalur air paling penting di dunia," kata Biden di sebuah pernyataan.

Gambar-gambar yang belum terverifikasi di media sosial, beberapa di antaranya konon berasal dari pangkalan udara Al-Dailami di utara Sana'a, menunjukkan ledakan-ledakan menerangi langit disertai dentuman keras dan deru pesawat terdengar.

Biden menyebut serangan tersebut sebagai tanggapan langsung terhadap serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh kelompok Houthi, termasuk penggunaan rudal balistik anti-kapal untuk pertama kalinya dalam sejarah. "Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi," katanya.

Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, mengatakan dalam sebuah pernyataan serangan itu perlu dan proporsional, mencatat kelompok Houthi karena telah mengabaikan peringatan.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengatakan serangan itu menargetkan lokasi terkait dengan kendaraan udara tak berawak, rudal balistik dan jelajah Houthi, serta radar pantai dan kemampuan pengawasan udara.

Pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh AS, Inggris, Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, dan Korea Selatan mengatakan tujuan aksi itu tetap untuk meredakan ketegangan dan memulihkan stabilitas di Laut Merah.

Baca Juga: