WASHINGTON - Amerika Serikat (AS), pada Selasa (19/12) mendorong pembentukan satuan tugas (Satgas) angkatan laut multinasional untuk melindungi jalur pelayaran global dari pemberontak Houthi Yaman, yang berjanji akan terus melakukan serangan terhadap kapal kargo di Laut Merah.

Dikutip dari Yahoo News, kelompok Houthi yang didukung Iran mengatakan serangan rudal dan drone mereka terhadap kapal kontainer yang lewat adalah untuk mendukung warga Palestina dalam perang Gaza yang berkecamuk antara Israel dan kelompok militan Hamas sejak 7 Oktober.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menyebut serentetan serangan di perairan yang mengarah ke Terusan Suez, yang merupakan titik bagi sekitar 10 persen perdagangan global, sebagai tindakan yang "belum pernah terjadi sebelumnya", memaksa banyak perusahaan pelayaran mengalihkan jalur kapal mereka.

Gugus tugas tersebut, yang pertama kali diumumkan Austin pada Senin malam, akan mencakup kapal perang dari Amerika Serikat serta Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, dan negara-negara lain.

Austin yang tiba di Qatar pada hari Selasa setelah kunjungan ke Israel, mengatakan pada pertemuan virtual dengan 43 negara, Uni Eropa, dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) bahwa serangan tersebut mengancam arus bebas perdagangan.

Cegah Agresi Houthi

Ia mendesak negara-negara lain untuk bergabung dengan inisiatif AS dan inisiatif internasional lainnya, untuk memulihkan keamanan di Laut Merah guna mencegah agresi Houthi di masa depan. Kelompok Houthi tetap mengancam akan menyerang kapal negara mana pun yang menentang mereka.

"Negara mana pun yang bergerak melawan kami, kapalnya akan menjadi sasaran di Laut Merah," kata pejabat tinggi Houthi, Mohammed Ali al-Huthi, dalam wawancara yang disiarkan televisi Iran, Al-Alam.

Sebelumnya pada hari Selasa, kelompok pemberontak itu berjanji untuk melanjutkan serangan di Selat Bab al-Mandeb, jalur pelayaran penting antara Asia dan Eropa.

"Bahkan jika Amerika Serikat berhasil memobilisasi seluruh dunia, operasi militer kami tidak akan berhenti, tidak peduli seberapa besar pengorbanan yang harus kami lakukan," kata pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti lewat X.

"Kelompok Houthi hanya akan menghentikan serangan jika kejahatan Israel di Gaza berhenti dan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar diizinkan menjangkau penduduk yang terkepung," kata Bukhaiti.

Juru bicara pemberontak, Mohammed Abdul Salam, mengatakan koalisi yang dibentuk AS bertujuan melindungi Israel dan memiliterisasi laut. "Siapa pun yang berupaya memperluas konflik harus menanggung akibat dari tindakan tersebut."

Inggris mengatakan kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan, HMS (His Majesty's Ship) Diamond, telah bergabung dengan satuan tugas pimpinan AS, dalam operasi Prosperity Guardian. "Serangan ilegal ini merupakan ancaman yang tidak dapat diterima terhadap perekonomian global, dan mengancam kenaikan harga bahan bakar," kata Menteri Pertahanan Inggris, Grant Shapps.

Italia mengatakan pihaknya mengirimkan kapal fregat, Virgilio Fasan. Dan Spanyol mengatakan pihaknya berpotensi juga bergabung. "Tergantung pada keputusan Uni Eropa dan NATO," katanya.

Baca Juga: