BEIJING - Kementerian Pertahanan Tiongkok mengecam Amerika Serikat (AS) atas penempatan dua kapal induk di Laut Tiongkok Selatan (LTS) untuk menjawab latihan militer yang digelar Beijing. Dalam sebuah pernyataan pada Kamis (9/7), kementerian itu mengeklaim AS telah "melakukan hegemoni navigasi" melalui pengerahan kapal perang berulang kali ke kawasan itu. Pernyataan itu juga menuduh Washington melakukan militerisasi terbesar di jalur strategis tersebut.

"Kami berharap AS menghentikan tindakan provokatif militernya di LTS, berhenti mencoreng dan menyalahkan Tiongkok tanpa alasan. Berhentilah berusaha mendorong perselisihan negara-negara di kawasan. Berhentilah menciptakan situasi tegang," demikian rilis Kementerian Pertahanan Tiongkok seperti dikutip South China Morning Post, Jumat (10/7).

Militer Tiongkok mengatakan telah terlibat dalam latihan militer rutin mulai 1 Juli hingga 5 Juli di dekat Kepulauan Paracel. Tiongkok menyebutnya Kepulauan Xisha. Paracel diklaim Tiongkok, Vietnam, dan Taiwan. Pada 4 Juli, Angkatan Laut AS mengerahkan armada kapal induk USS Nimitz dan USS Ronald Reagan untuk latihan pertahanan udara taktis di LTS, "demi mewujudkan Indo- Pasifik yang bebas dan terbuka".

Sengketa teritorial LTS telah lama menjadi sumber ketegangan regional dengan Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Sementara itu, Washington DC, yang tidak turut mengeklaim perairan strategis itu, telah menjadi kritikus vokal atas pernyataan Beijing yang semakin agresif di LTS.

Makin Rumit

Saat ini, ada upaya berkelanjutan untuk melanjutkan negosiasi antara Tiongkok dan negara-negara anggota Asean terkait kode etik perilaku di LTS, upaya yang telah lama tertunda dan diperumit oleh perselisihan antara Beijing dan Washington DC. Pada 2 Juli, Departemen Pertahanan AS mengatakan latihan militer Tiongkok di sekitar Kepulauan Paracel telah melanggar komitmen internasionalnya untuk menghindari tindakan yang akan memperkeruh atau meningkatkan perselisihan di wilayah tersebut.

"Latihan militer adalah serangkaian tindakan yang terbaru dari Tiongkok untuk menegaskan klaim kelautan yang melanggar hukum dan merugikan tetangga-tetangga Asia Tenggara di Laut Tiongkok Selatan," demikian bunyi pernyataan itu. "Tindakan-tindakan ini berbeda dengan janjinya untuk tidak melakukan militerisasi LTS dan visi Amerika Serikat tentang kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," tambahnya.

Sementara itu, Kementerian pertahanan Tiongkok pada Kamis (9/7) menolak pernyataan AS. Mereka menggambarkan latihan pada awal Juli di wilayah tersebut bukan untuk menarget negara atau tujuan tertentu. SB/SCMP/I-1/G-1

Baca Juga: