WASHINGTON DC - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mendesak Tiongkok untuk mengikuti dialog mengenai pengendalian senjata nuklir. Desakan itu dilontarkan sembari mengutarakan keprihatinan atas ambisi nuklir Tiongkok.

Seruan AS itu disampaikan setelah Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengeluarkan laporan tahunan mengenai perkembangan militer Tiongkok, Rabu (3/11). Laporan Pentagon itu memperkirakan Tiongkok akanmemiliki 700 hulu ledak nuklir pada 2027 dan bisa saja memiliki seribu hulu ledak nuklir sebelum 2030. Laporan itu juga menyatakan bahwa bahwa Tiongkok telah meningkatkan persenjataan nuklirnya jauh lebih cepat daripada yang diantisipasi sebelumnya yaitu dua setengah kali jumlah yang diprediksi Pentagon hampir setahun yang lalu.

"Tiongkok pun telah menginvestasikan dan memperbanyak jumlah peluncur senjata nuklir, baik dari matra darat, laut dan udara, serta membangun infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung ekspansi besar kekuatan nuklirnya," lapor Pentagon.

"Laporan Pentagon itu mengisyaratkan bahwa Tiongkok tidak lagi menerapkan doktrin nuklir sebelumnya yaitu daya tangkal terbatas," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, dalam konferensi pers pada Kamis (4/11).

Price juga mengatakan dialog strategis bersama Russia untuk membahas kerangka kerja baru pelucutan senjata nuklir telah bermanfaat. Ia mengatakan Washington DC juga berniat untuk melibatkan Tiongkok dalam dialog pengendalian senjata.

Sebelumnya AS menyatakan Tiongkok merupakan perhatian keamanan utamanya untuk masa depan karena Beijing berusaha keras membangun Tentara Pembebasan Rakyat menjadi kekuatan kelas dunia pada 2049.

Sebuah laporan yang disusun satu institut riset Swedia menunjukkan bahwa hingga Januari tahun ini, Russia memiliki jumlah hulu ledak nuklir terbanyak dengan jumlah 6.255 hulu ledak nuklir. Laporan itu juga mengatakan bahwa AS memiliki 5.550 hulu ledak nuklir dan Tiongkok memiliki 350 hulu ledak nuklir.

Tanggapan Beijing

Menanggapi laporan Pentagon tentang kekuatan militer Tiongkok baru-baru ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, dalam jumpa pers Kamis mengatakan bahwalaporan tersebut sama dengan laporan sebelumnya yang telah mengabaikan fakta dan penuh prasangka.

Dalam laporan tersebut, pihak AS menggembar-gemborkan argumentasi ancaman Tiongkok yang secara gamblang telah manipulasi perkataan dengan memutarbalikkan kenyataan.

"Sebaliknya AS adalah sumber ancaman nuklir yang terbesar di dunia," ucap Wang Wenbin. NHK/VoA/I-1

Baca Juga: