BALI - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, pada Sabtu (9/7) mengatakan bahwa ia telah membahas masalah agresi Russia di Ukraina dalam pembicaraan selama lebih dari 5 jam dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok,Wang Yi. Pembicaraan tersebut mengangkat keprihatinan atas kerja sama Beijing dengan Moskow.

Kedua diplomat menggambarkan pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober sebagai pembicaraan yang "terbuka". Pertemuan tersebut berlangsung sehari setelah mereka menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 di Bali.

"Saya berbagi lagi dengan anggota dewan negara bahwa kami prihatin dengan keberpihakan RRT dengan Russia," kata Blinken pada konferensi pers setelah pembicaraan, merujuk RRTsebagai Republik Rakyat Tiongkok.

Dia mengatakan, dia tidak berpikir bahwa Tiongkokberperilaku netral karena telah mendukung Russia di PBB dan "memperkuat propaganda Russia".

Setelah pertemuan itu, seorang pejabat AS mengatakan "tidak ada pihak yang menahan diri".

"Kami sangat terbuka tentang di mana perbedaan kami, tetapi pertemuan itu juga konstruktif karena meskipun jujur, nadanya sangat profesional," kata pejabat itu.

Blinken mengatakan, Presiden Tiongkok,Xi Jinping, telah menjelaskan dalam panggilan telepon dengan Presiden Vladimir Putin pada 13 Juni bahwa ia mendukung keputusan untuk membentuk kemitraan dengan Russia.

Sesaat sebelum invasi Russia pada 24 Februari ke Ukraina, Beijing dan Moskow mengumumkan kemitraan "tanpa batas", meskipun para pejabat AS mengatakan mereka belum melihat apakah Tiongkokmenghindari sanksi keras yang dipimpin AS terhadap Russia atau memberikan bantuan peralatan militer.

Sinofobia

Ditanya tentang penolakannya untuk mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov di G20, Blinken mengatakan bahwa belum melihat itikad perdamaian dari Moskow.

"Masalahnya adalah: kami tidak melihat tanda-tanda apa pun bahwa Russia, pada saat ini, siap untuk terlibat dalam diplomasi yang berarti," ujarnya.

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementeriannya, selama pembicaraan tersebut Wang bertukar pandangan mendalam tentang 'masalah Ukraina', tanpa memberikan rincian. SB/voa/and

Baca Juga: