Angkatan Laut Jepang dan AS pekan ini melaksanakan latihan perang di LTS. Dalam latihan perang ini, Jepang untuk pertama kalinya Jepang mengerahkan kapal selamnya.

KUALA LUMPUR - Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (Japan Maritime Self-Defense Force/JMSDF) pada Selasa (16/11) mengumumkan bahwa armada Angkatan Laut Jepang dan Amerika Serikat (AS) pekan ini akan bergabung untuk melaksanakan latihan perang antikapal selam pertama di Laut Tiongkok Selatan (LTS),

"Kapal perusak helikopter JS Kaga dan kapal perusak JS Murasame yang mengangkut sejumlah helikopter SH-60J, kapal selam kelas Oyashio serta pesawat patroli maritim P-1, akan melakukan latihan perang antikapal selam di LTS dengan kapal perusak Angkatan Laut AS, USS Milius dan sebuah pesawat patroli maritim P-8A Angkatan Laut AS," demikian keterangan JMSDF seperti dikutip dari portal berita US Naval Institute (USNI News).

Menurut kantor beritaNHKpada Rabu (17/11), melaporkan bahwalatihan itu mencakup latihan antikapal selam yang melibatkan pelacakan navigasi bawah laut.

Latihan perang antikapal selam dengan Angkatan Laut AS di LTS dengan mengerahkan kapal selam ini adalah yang pertama kalinya bagi JMSDF.

Para pengamat mengatakan latihan bersama ini dirancang untuk menekankan kemitraan Jepang-AS dan menyoroti kemampuan kedua angkatan laut sekaligus bertujuan untuk merealisasikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, serta untuk memantau aktivitas Tiongkok.

Sementara pemberitahuan lokasi kapal selam merupakan hal yang tidak biasa karena baik Jepang dan AS jarang mengungkapkan keberadaan posisi dari kapal selam mereka.

"Pemberitahuan itu merupakan sebuah langkah logis terkait manuver Jepang di LTS, karena turut melibatkan Angkatan Laut AS," kata Collin Koh, seorang peneliti dan pakar keamanan maritim di S Rajaratnam School of International Studies di Singapura. .

"Tampaknya pemberitahuan itu tidak hanya menandakan tekad yang jelas bagi kedua sekutu untuk bekerja sama secara erat di LTS, melawan tantangan bawah laut mengingat berkembangnya kemampuan militer Tiongkok. Selain itu pemberitahuan itu juga menjadi tekad Tokyo untuk memenuhi komitmennya untuk mempertahankan kehadiran militer yang layak di LTS," imbuh Koh.

Pertahankan Keunggulan

Terkait sengketa di LTS, Beijing telah mengklaim sekitar 90 persen dari wilayah LTS sebagai bagian dari wilayah teritorialnya, meskipun ada klaim yang tumpang tindih dari negara lain di kawasan itu termasuk dari Vietnam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Brunei.

Tiongkok dilaporkan telah melakukan proyek reklamasi besar-besaran untuk membangun dan memiliterisasi sejumlah pulau di perairan sengketa itu meskipun ada protes dari negara pengklaim lain dan AS serta Jepang.

Saat ini Washington DC dan Tokyo khawatir bahwa pos-pos terdepan yang dikuasai Tiongkok akan digunakan untuk membatasi pergerakan bebas di wilayah yang mencakup jalur laut vital.

Di sisi lain, AS dan sekutunya juga masih menghadapi tantangan di kawasan itu karena Tiongkok tengah melaksanakan program modernisasi militer besar-besaran dan pada saat bersamaan Angkatan Laut AS berusaha untuk mempertahankan keunggulan operasionalnya.

Latihan perang antikapal selam di LTS ini dilaksanakan setelah awal bulan ini, Angkatan Laut AS memecat komandan, pejabat eksekutif, dan pelaut tamtama yang jadi awak kapal selam bertenaga nuklir AS yang mengalami insiden menabrak gunung bawah laut pada 2 Oktober lalu. JapanTimes/I-1

Baca Juga: