WASHINGTON - Amerika Serikat dan Inggris menyerang puluhan sasaran Houthi di Yaman pada Sabtu (3/2) sebagai tanggapan atas serangan berulang kali terhadap pelayaran yang telah mengganggu perdagangan global dan membahayakan nyawa.

Serangan udara gabungan di Yaman terjadi sehari setelah gelombang serangan sepihak Amerika terhadap sasaran terkait Iran di Irak dan Suriah yang dilakukan sebagai tanggapan atas pembunuhan tiga tentara AS di Yordania pada 28 Januari.

Ini adalah ketiga kalinya pasukan Inggris dan Amerika bersama-sama menargetkan Houthi, dan Amerika Serikat juga melancarkan serangkaian serangan udara terhadap mereka, namun serangan kelompok itu terus berlanjut.

Serangan terbaru tersebut mengenai "36 sasaran Houthi di 13 lokasi di Yaman sebagai respons terhadap serangan Houthi yang terus berlanjut terhadap pelayaran internasional dan komersial serta kapal angkatan laut yang transit di Laut Merah," Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara lain yang memberikan dukungan untuk serangan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan serangan itu "dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan milisi Houthi yang didukung Iran yang melakukan serangan sembrono dan mengganggu stabilitas."

"Pasukan koalisi menargetkan 13 lokasi yang terkait dengan fasilitas penyimpanan senjata, sistem dan peluncur rudal, sistem pertahanan udara, dan radar yang terkubur dalam milik Houthi," katanya dalam sebuah pernyataan.

Baik Austin maupun pernyataan bersama tidak mengidentifikasi tempat-tempat spesifik yang terkena serangan, namun televisi Al-Massirah milik Houthi mengatakan Sanaa dan lokasi lain menjadi sasaran.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pesawat tempur Royal Air Force Typhoon menyerang sasaran termasuk dua stasiun kendali darat yang digunakan untuk mengoperasikan drone penyerang dan pengintai.

Pasukan AS pada Sabtu pagi secara terpisah melakukan serangan terhadap enam rudal anti-kapal Houthi yang "siap diluncurkan terhadap kapal-kapal di Laut Merah," kata Komando Pusat (CENTCOM).

Komando militer juga mengatakan pada Sabtu, pasukan AS menembak jatuh delapan drone di dan dekat Yaman sehari sebelumnya dan menghancurkan empat drone lainnya sebelum dapat diluncurkan.

Kelompok Houthi mulai menargetkan pengiriman Laut Merah pada bulan November. Mereka mengatakan menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel untuk mendukung warga Palestina di Gaza, yang telah dirusak oleh perang Israel-Hamas.

Pasukan Amerika dan Inggris membalas dengan serangan terhadap kelompok Houthi, yang sejak itu menyatakan kepentingan Amerika dan Inggris sebagai sasaran yang sah juga.

Juru bicara Huthi Nasr al-Din Amer mengatakan setelah serangan hari Sabtu itu bahwa "entah ada perdamaian bagi kami, Palestina dan Gaza, atau tidak ada perdamaian dan keamanan bagi Anda di wilayah kami. Kami akan menghadapi eskalasi dengan eskalasi," tulisnya di media sosial.

Sementara itu, sumber-sumber diplomatik mengatakan Dewan Keamanan PBB akan bersidang pada hari Senin (5/2), setelah Rusia menyerukan digelar pertemuan "mengenai ancaman terhadap perdamaian dan keselamatan yang disebabkan oleh serangan AS terhadap Suriah dan Irak."

Namun Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan Teheran pada akhirnya bertanggung jawab atas kekerasan tersebut, dan mengatakan kepada Sunday Times dalam sebuah wawancara bahwa "kita perlu mengirimkan sinyal sejelas mungkin kepada Iran bahwa apa yang mereka lakukan melalui proxy mereka tidak dapat diterima."

"Anda menciptakan mereka, Anda mendukung mereka, Anda mendanai mereka, Anda memberi mereka senjata, dan pada akhirnya Anda akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang mereka lakukan," kata Cameron.

Baca Juga: