NEW YORK - Amerika Serikat (AS) memblokir akses internet penduduk Hong Kong atas setidaknya dua situs penyediaan data ekonomi milik pemerintah federal. Tindakan tersebut diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing terkait wilayah semi-otonom tersebut.

Situs web Biro Statistik Tenaga Kerja AS, yang menerbitkan informasi pekerjaan bulanan dan angka pengangguran, serta situs milik Biro Sensus AS, yang merilis data penjualan ritel, konstruksi perumahan baru, dan perdagangan internasional, tidak dapat diakses oleh pengguna internet Hong Kong selama berbulan-bulan.

Pemerintah AS juga memblokir beberapa situs webnya dari akses penduduk Tiongkok daratan, Rusia dan Ukraina.

Setelah menghubungi beberapa lembaga pemerintah Amerika Serikat terkait alasan pemblokiran tersebut, The Financial Times Hong Kong hanya mendapat jawaban singkat.

Seorang juru bicara Departemen Tenaga Kerja, yang termasuk Biro Statistik Tenaga Kerja, menolak berkomentar tentang "prosedur keamanan".

"Lembaga mulai menerapkan blokir geografis yang mencakup Hong Kong pada Januari 2018, hampir tiga tahun lalu," ujarnya.

Dengan penjelasan itu berarti pemblokiran telah berlangsung lebih dari dua tahun sebelum AS melancarkan sanksi terhadap pusat keuangan Asia itu, sebagai tanggapan atas penerapan undang-undang keamanan Hong Kong oleh Beijing pada Juni. Amerika Serikat beralasan dengan adanya undang-undang itu berarti Hong Kong bukan lagi wilayah otonom dari Tiongkok.

Biro Sensus Amerika Serikat tidak mengonfirmasi atau menyangkal bahwa pemerintah federal telah memblokir situs webnya.

"Terus meninjau pelaporan ancaman dunia maya dan menyesuaikannya dengan perkembangan keadaan," bunyi pernyataan biro itu.

Pengamat di Hong Kong mengatakan, tahun ini, pemblokiran situs web AS untuk pengguna internet di kota itu semakin intensif. Analis yang berbasis di Hong Kong dan mantan kepala riset pasar global Asia Timur di bank Jepang Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), Cliff Tan, mengatakan, dia biasanya mencari data ekonomi melalui situs web pemerintah Amerika Serikat secara teratur, tetapi dalam beberapa bulan terakhir akses telah diblokir.

"Data penggajian non-pertanian bisa dibilang merupakan statistik ekonomi paling penting di dunia," katanya.

Meskipun akses ke situs web diblokir, datanya dapat dilihat menggunakan jaringan pribadi virtual, terminal Bloomberg atau Eikon, seperti yang dilakukan di Tiongkok daratan. "Saya memiliki VPN tetapi tidak pernah berpikir saya akan membutuhkannya di Hong Kong," kata Tuan Tan.

Meskipun banyak situs web pemerintah Amerika Serikat tetap dapat diakses di Hong Kong, seorang pejabat Amerika Serikat yang memahami tentang kebijakan Hong Kong mengatakan, lebih banyak situs akan segera diblokir karena Washington tidak lagi mengakui wilayah itu sebagai wilayah otonom dari Tiongkok.

Sejak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden pada 2016, ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat tajam. Keretakan semakin dalam atas perlakuan Beijing terhadap Hong Kong, yang dicengkeram oleh protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan tahun lalu. Pada Juli, pemerintahan Trump mencabut status perdagangan khusus Hong Kong setelah Beijing memberlakukan undang-undang keamanan nasional di wilayah tersebut.

Direktur Lab Censored Planet di Universitas Michigan, departemen yang melacak geoblocking, Roya Ensafi mengatakan, praktik tersebut biasa digunakan oleh perusahaan, seperti situs web e-niaga, untuk membatasi akses dari lokasi tertentu, dan juga dapat digunakan untuk mencegah gangguan.

Pemblokiran Geografis

Sementara itu, Komando Siber Amerika Serikat, mengatakan kepada The Financial Times bahwa mereka mulai menerapkan pemblokiran geografis di "wilayah tertentu" pada 2017 untuk melindungi lusinan situs militer pemerintah dan memastikan "ketersediaan jaringan" di seluruh dunia. Tetapi pejabat pertahanan AS tidak dapat mengomentari mengapa beberapa situs web sipil juga diblokir secara geografis.

Pakar keamanan dunia maya di Pusat Kajian Strategis dan Internasional, James Lewis, mengatakan, pemblokiran geografis bisa menjadi "taktik defensif" untuk melindungi dari serangan siber dari banyak komputer untuk membanjiri dan menghentikan lalu lintas internet yang dikenal sebagai penolakan layanan terdistribusi. Tetapi dia menggambarkan mekanisme seperti itu sebagai tindakan ceroboh.

"Ini benar-benar rahasia (yang akan menjadi aneh untuk lembaga-lembaga ini) atau anggaran yang sangat rendah," katanya tentang pemblokiran situs sipil.

Sedangkan Direktur Unit Konsultasi Keamanan Dunia Maya di Control Risks, Jim Fitzsimmons, mengatakan bahwa pemblokiran geografis membuatnya "tidak nyaman tetapi bukan berarti orang-orang di Tiongkok dan Hong Kong tidak dapat mengakses situs web resmi pemerintah Amerika Serikat.

"AS masih merupakan ekonomi terbesar dan terpenting di dunia. Informasi tentang ini sangat penting untuk bisnis di seluruh dunia, termasuk di Tiongkok," tambahnya.

Tan mengatakan, perubahan tersebut menimbulkan pertanyaan tentang peran Hong Kong sebagai pusat keuangan global. "Jika Anda mengganggu informasi di pusat keuangan, itu seperti memotong oksigen," pungkas dia. n SB/FT/P-4

Baca Juga: