SINGAPURA - Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, pada Sabtu (1/6), mengatakan AS ingin menyatukan aliansi dan kemitraan strategisnya di Asia menjadi sebuah "konvergensi baru" berdasarkan supremasi hukum, sebuah komitmen yang menurutnya akan terus berlanjut terlepas dari hasil pemilihan presiden pada bulan November.

Dikutip dari The Straits Times, Lloyd Austin mengemukakan masa depan kemitraan yang cerah dan berkembang dalam pidatonya di Dialog Shangri-La pada Sabtu, yang langsung menimbulkan pertanyaan dari delegasi militer Tiongkok tentang apakah AS berencana membangun sistem seperti Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau North Atlantic Treaty Organization (NATO) di kawasan Asia-Pasifik.

Menanggapi hal ini, Austin menggambarkannya sebagai penguatan hubungan dengan sekutu dan mitra berdasarkan visi dan nilai-nilai bersama. Ia juga dengan tegas menolak anggapan delegasi Tiongkok bahwa ekspansi NATO di wilayah timur bertanggung jawab atas perang di Ukraina, sehingga mendapat tepuk tangan dari banyak hadirin.

Tetap Fokus

Ketika Tiongkok dan AS bersaing untuk mendapatkan pengaruh di Asia-Pasifik, Austin mengatakan Washington tetap fokus pada kawasan tersebut, bahkan ketika konflik lain di dunia seperti invasi Russia ke Ukraina dan krisis di Gaza bersaing untuk mendapatkan perhatian.

"Meskipun terjadi bentrokan bersejarah di Eropa dan Timur Tengah, Indo-Pasifik tetap menjadi wilayah operasi prioritas kami," katanya.

Tindakan yang kita lakukan bersama di sini akan terus membentuk abad ke- 21 di seluruh dunia. Menjaga keamanan dan kemakmuran kawasan ini tetap menjadi prinsip inti kebijakan keamanan nasional AS.

Ini akan terus berlanjut, siapa pun yang menduduki Gedung Putih setelah pemilu. "Amerika Serikat hanya bisa aman jika Asia aman, dan itulah sebabnya Amerika Serikat telah lama mempertahankan kehadirannya di kawasan ini," tegas Austin.

Ia mengatakan pada konferensi keamanan tersebut hari ini kita menyaksikan k o n v e r gensi baru di hampir semua aspek keamanan di Indo-Pasifik. Konvergensi baru ini menghasilkan jaringan kemitraan yang lebih kuat, lebih tangguh, dan lebih mampu. Ini bukan tentang memaksakan kehendak satu negara. Ini tentang membangkitkan rasa memiliki tujuan bersama.

Ia mencontohkan kemitraan AS dengan Jepang dan India dalam teknologi pertahanan, kemitraan transfer teknologi pertahanan Aukus dengan Australia dan Inggris, serta bantuan yang diberikan kepada negara-negara Asia Tenggara dalam bidang teknologi dan pelatihan untuk menegakkan kebebasan navigasi di perairan mereka.

"Kami juga berinvestasi dengan Asean dalam peluang pelatihan dan pendidikan bagi para pemimpin pertahanan masa depan di Asia Tenggara," katanya.

"Ini bukan tentang intimidasi atau pemaksaan. Ini tentang pilihan bebas negara-negara berdaulat. Ini tentang negara-negara yang memiliki niat baik yang bersatu berdasarkan kepentingan yang kita miliki bersama dan nilai-nilai yang kita hargai," tambah Austin, tanpa secara terbuka merujuk pada Tiongkok dalam komentar yang telah disiapkannya.

Baca Juga: