WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS), pada hari Sabtu (20/1), melancarkan serangan baru terhadap sasaran pemberontak Houthi di Yaman, setelah militan yang didukung Iran itu memperingatkan akan tetap melakukan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Dikutip dari France 24, serangan terhadap situs radar Houthi tersebut terjadi sehari setelah sejumlah serangan di seluruh Yaman, meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas dapat meluas.

Media resmi militan yang didukung Iran sebelumnya mengatakan pangkalan udara Al-Dailami di Ibu Kota Sanaa yang dikuasai pemberontak Yaman telah diserang.

Kelompok Houthi, yang telah melakukan serangan selama berminggu-minggu terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel sebagai protes terhadap perang Israel-Hamas, memperingatkan kepentingan AS dan Inggris adalah "target yang sah" setelah serangan pertama.

Inggris, AS, dan delapan sekutunya mengatakan serangan yang dilakukan pada hari Jumat bertujuan meredakan ketegangan, namun kelompok Houthi berjanji akan melanjutkan serangan mereka. "Semua kepentingan Amerika-Inggris telah menjadi sasaran yang sah setelah serangan tersebut," kata Dewan Politik Tertinggi Houthi.

Wakil Menteri Luar Negeri dari kelompok Houthi, Hussein al-Ezzi, mengatakan AS dan Inggris harus bersiap menanggung akibat yang besar. "Sekjen PBB, Antonio Guterres, meminta semua pihak mencegah eskalasi demi kepentingan perdamaian dan stabilitas regional," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric.

Pertemuan Darurat

Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan darurat mengenai serangan tersebut pada hari Jumat, beberapa hari setelah mengadopsi resolusi yang menuntut Houthi segera menghentikan serangan mereka terhadap kapal.

Pada pertemuan itu, Duta Besar AS, Linda Thomas-Greenfield, memperingatkan tidak ada kapal yang aman dari ancaman pemberontak Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah.

Duta Besar Rusia, Vassili Nebenzia, mengecam agresi bersenjata terang-terangan terhadap seluruh penduduk negara tersebut.

Kelompok Houthi telah mengintensifkan serangan terhadap apa yang mereka anggap sebagai pelayaran yang memiliki hubungan dengan Israel di Laut Merah, yang merupakan jalur normal bagi 12 persen perdagangan maritim global, sejak serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel yang memicu perang Gaza pada 7 Oktober.

Petinggi militer AS, Jendral Douglas Sims, mengatakan AS dan Inggris melancarkan serangan pada hari Jumat yang menargetkan hampir 30 lokasi dengan menggunakan lebih dari 150 amunisi, memperbarui angka sebelumnya dan Presiden Joe Biden mengatakan dia tidak yakin ada korban sipil.

Baca Juga: